Pada hari ini, volume perdagangan saham BRIS mencapai 90,70 juta lembar saham, menempatkan BRIS sebagai saham movers dalam indeks LQ45.Jakarta (ANTARA) -
Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI mencatatkan level tertinggi sepanjang tahun 2024 atau rekor all time high (ATH) ke level Rp2.880 pada penutupan perdagangan Kamis.
Pencapaian itu mencatatkan kenaikan sebesar 65,52 persen secara year to date (ytd) dan tertinggi dibandingkan dengan saham perbankan lainnya.
"Pada hari ini, volume perdagangan saham BRIS mencapai 90,70 juta lembar saham, menempatkan BRIS sebagai saham movers dalam indeks LQ45," ujar Head of Investor Relations BSI Rizky Budinanda sebagaimana keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Rizky menjelaskan, kenaikan harga saham BRIS sejalan dengan aliran dana masuk (inflow) dari investor asing sebesar Rp268,5 miliar dalam empat hari terakhir.
Menurutnya lagi, ekspektasi kinerja positif sektor perbankan di semester II- 2024, menyusul kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed dan Bank Indonesia (BI) dalam waktu dekat serta fundamental BSI yang solid.
Sampai semester I-2024, BSI mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 20,28 persen year on year (yoy) mencapai Rp3,39 triliun, dengan total aset juga meningkat 15,10 persen (yoy) menjadi senilai Rp361 triliun, yang mana pembiayaan BSI masih didominasi oleh segmen konsumer.
Rizky melanjutkan, ke depan bisnis emas akan menjadi new growth engine pada segmen pembiayaan konsumer, serta bagian dari diversifikasi portofolio untuk menjaga stabilitas pendapatan perusahaan.
Per 30 Desember 2023, harga emas mencapai Rp1,02 juta per gram, namun melonjak menjadi Rp1,23 juta per gram pada 30 Juni 2024, atau meningkat sekitar 20 persen (ytd).
"Selain memberikan imbal hasil yang menarik, sifat emas sebagai safe haven yang aman dan likuid, cocok untuk menjaga nilai aset di tengah ketidakstabilan ekonomi," ujar Rizky.
Sampai Juni 2024, pembiayaan emas BSI mencapai Rp 8,9 triliun, atau meningkat 41,27 persen (yoy) dengan tingkat NPF mendekati nol, dimana hampir 33 persen nasabah pembiayaan emas BSI berasal dari generasi Z dan milenial, menunjukkan minat yang tinggi dari generasi muda terhadap investasi emas.
"Dengan kontribusi dari bisnis emas, kami optimis dapat mempertahankan pertumbuhan ini, sejalan dengan meningkatnya literasi keuangan dan preferensi masyarakat terhadap produk syariah,” ujar Rizky.
Baca juga: BSI masuk jajaran 5 besar BUMN dengan kapitalisasi pasar terbesar
Baca juga: BSI catat peningkatan rerata volume perdagangan saham BRIS
Pencapaian itu mencatatkan kenaikan sebesar 65,52 persen secara year to date (ytd) dan tertinggi dibandingkan dengan saham perbankan lainnya.
"Pada hari ini, volume perdagangan saham BRIS mencapai 90,70 juta lembar saham, menempatkan BRIS sebagai saham movers dalam indeks LQ45," ujar Head of Investor Relations BSI Rizky Budinanda sebagaimana keterangan resmi di Jakarta, Kamis.
Rizky menjelaskan, kenaikan harga saham BRIS sejalan dengan aliran dana masuk (inflow) dari investor asing sebesar Rp268,5 miliar dalam empat hari terakhir.
Menurutnya lagi, ekspektasi kinerja positif sektor perbankan di semester II- 2024, menyusul kemungkinan penurunan suku bunga oleh The Fed dan Bank Indonesia (BI) dalam waktu dekat serta fundamental BSI yang solid.
Sampai semester I-2024, BSI mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 20,28 persen year on year (yoy) mencapai Rp3,39 triliun, dengan total aset juga meningkat 15,10 persen (yoy) menjadi senilai Rp361 triliun, yang mana pembiayaan BSI masih didominasi oleh segmen konsumer.
Rizky melanjutkan, ke depan bisnis emas akan menjadi new growth engine pada segmen pembiayaan konsumer, serta bagian dari diversifikasi portofolio untuk menjaga stabilitas pendapatan perusahaan.
Per 30 Desember 2023, harga emas mencapai Rp1,02 juta per gram, namun melonjak menjadi Rp1,23 juta per gram pada 30 Juni 2024, atau meningkat sekitar 20 persen (ytd).
"Selain memberikan imbal hasil yang menarik, sifat emas sebagai safe haven yang aman dan likuid, cocok untuk menjaga nilai aset di tengah ketidakstabilan ekonomi," ujar Rizky.
Sampai Juni 2024, pembiayaan emas BSI mencapai Rp 8,9 triliun, atau meningkat 41,27 persen (yoy) dengan tingkat NPF mendekati nol, dimana hampir 33 persen nasabah pembiayaan emas BSI berasal dari generasi Z dan milenial, menunjukkan minat yang tinggi dari generasi muda terhadap investasi emas.
"Dengan kontribusi dari bisnis emas, kami optimis dapat mempertahankan pertumbuhan ini, sejalan dengan meningkatnya literasi keuangan dan preferensi masyarakat terhadap produk syariah,” ujar Rizky.
Baca juga: BSI masuk jajaran 5 besar BUMN dengan kapitalisasi pasar terbesar
Baca juga: BSI catat peningkatan rerata volume perdagangan saham BRIS
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024