Pernyataan Guterres itu disampaikan kurang lebih sepekan sebelum perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Masa Depan PBB yang bersejarah, sebuah acara penting yang bertujuan memperkuat multilateralisme.
Dalam sebuah pernyataan video, Guterres mengkritik kerangka kerja global yang ada karena sudah ketinggalan zaman dan tidak efektif, khususnya menyoroti ketidakmampuan Dewan Keamanan untuk mencerminkan realitas geopolitik saat ini.
"Dewan Keamanan terjebak dalam mesin waktu; arsitek keuangan internasional sudah ketinggalan zaman dan tidak efektif; dan kita sama sekali tidak siap untuk menghadapi berbagai masalah yang muncul," katanya.
KTT mendatang, yang dijadwalkan bertepatan dengan Sidang Umum PBB ke-79, menawarkan kesempatan untuk memodernisasi struktur tata kelola global, kata Guterres.
"Ini adalah langkah penting dalam perjalanan untuk membangun multilateralisme yang lebih kuat dan lebih efektif," katanya, seraya menambahkan bahwa KTT tersebut dapat memperbarui lembaga-lembaga untuk mengatasi realitas politik dan ekonomi saat ini dengan lebih baik.
"Kita perlu melakukan reformasi pada arsitektur keuangan global yang membuatnya sesuai dengan ekonomi global saat ini dan mampu mengatasi tantangan saat ini," katanya.
Baca juga: Sekjen PBB desak solusi berani untuk atasi kesenjangan keuangan besar
Dia juga menekankan perlunya peningkatan solidaritas dan kolaborasi global untuk mengelola isu-isu kritis seperti perubahan iklim, konflik dan ketimpangan ekonomi.
Guterres selanjutnya mengimbau para peserta KTT untuk "memanfaatkan sebaik-baiknya tonggak penting ini dalam perjalanan menuju multilateralisme yang lebih berjejaring, efektif, dan inklusif untuk abad ke-21," menggarisbawahi potensi KTT untuk membina "dunia yang lebih aman, lebih berkelanjutan dan lebih adil."
Sidang Umum PBB ke-79, yang setiap tahun mempertemukan para pemimpin dunia di New York, akan secara resmi dibuka pada 22 September dengan acara "KTT Masa Depan."
Sidang Umum PBB akan dimulai pada 24 September, diperkirakan sebanyak 190 negara akan berpartisipasi.
Para pemimpin dunia akan menyampaikan pidato yang membahas prioritas global, yang selanjutnya menyiapkan panggung untuk diskusi tentang reformasi.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Presiden Majelis Umum PBB: Keamanan air jaga perdamaian
Baca juga: Palestina amankan posisi baru di Sidang Umum PBB untuk sesi ke-79
Baca juga: Jerman dukung reformasi Dewan Keamanan PBB
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024