"(Masalah migrasi) ini membuat Jerman sibuk, tetapi jawabannya tidak bisa dengan menghapus perjanjian Schengen secara sepihak," katanya dalam sebuah wawancara dengan penyiar Talk Radio.
"Melempar bola ke negara lain tidak bisa ditoleransi," tambah Mitsotakis.
Mitsotakis mengatakan bahwa Yunani telah melakukan bagiannya dalam menjaga perbatasannya, yang secara efisien juga merupakan perbatasan Uni Eropa (EU), melalui "kebijakan migrasi yang ketat tetapi adil."
"Kebijakan ini berdampak pada pengurangan masuknya migran di perbatasan dan menormalkan situasi di pulau-pulau tersebut. Kami mengirim pesan bahwa para penyelundup tidak memegang kendali," katanya.
Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser mengumumkan pada Senin (10/9) bahwa negara itu akan memberlakukan kembali pemeriksaan di semua perbatasan darat untuk mengontrol migrasi tidak teratur.
Pada Selasa, Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengecam Jerman atas tindakan tersebut, dengan mengatakan: "Tindakan seperti itu tidak dapat diterima dari sudut pandang Polandia."
Sumber: Anadolu
Baca juga: Jerman perketat kontrol perbatasan untuk perangi migrasi ilegal
Baca juga: Rumania, Bulgaria gabung sebagian Wilayah Schengen Uni Eropa
Baca juga: Yunani akan tawarkan visa emas bagi investor perusahaan rintisan
Baca juga: Yunani siap sambut lebih banyak pengunjung China
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024