Indonesia dapat menjadikan inspirasi untuk mengembangkan kendaraan listrik sebagai 'smart vehicle' yang mendukung 'smart city' dan 'smart society'Badung, Bali (ANTARA) - Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) mendatangkan tokoh yang dikenal sebagai Bapak Kendaraan Listrik Asia, Prof C.C. Chan ke Konferensi Kendaraan Listrik di Bali.
Prof C.C. Chan di Kabupaten Badung, Bali, Jumat, mengatakan saat ini dunia memasuki era revolusi mobilitas yang menghadirkan kebebasan dan kebahagiaan dalam transportasi bukan semata-mata kemajuan teknologinya.
Untuk itu kendaraan listrik merupakan solusi karena tidak hanya memanfaatkan teknologi pintar namun juga bebas polusi, dan kemajuan kendaraan ini di China dapat dicontoh Indonesia.
“China merupakan pemimpin dalam perkembangan kendaraan listrik, Indonesia dapat menjadikannya inspirasi untuk mengembangkan kendaraan listrik sebagai 'smart vehicle' yang mendukung 'smart city' dan 'smart society',” kata dia.
Ketua Umum Bidang Promosi dan Pemasaran Periklindo Adrianto Gani mengatakan ilmu yang dibagikan Bapak Kendaraan Listrik Asia itu dapat diserap oleh industri dan pemerintah.
Baca juga: Periklindo majukan pusat kendaraan listrik di tujuh titik
Baca juga: Periklindo setujui keputusan pemerintah soal insentif mobil "hybrid"
Persoalan infrastruktur pendukung, menurutnya, akan berkembang seiring dengan meningkatnya populasi kendaraan listrik di jalanan.
“Yang disampaikan bisa diaplikasikan di Indonesia, ketika populasinya banyak industri akan sejalan misalnya pengembangan stasiun pengisian dayanya,” ujar Adrianto.
Periklindo Electric Vehicle Conference 2024 membahas berbagai topik seperti teknologi baterai dan infrastruktur pengisian daya; inovasi kendaraan dan pengalaman pengguna; serta masa depan mobilitas yang berkelanjutan.
Duta Besar Indonesia untuk Tiongkok Djauhari Oratmangun menambahkan kehadiran tokoh di bidang kendaraan listrik ke Indonesia ini selain untuk mendapat ilmu juga membuka peluang ekonomi.
“China sekarang menguasai dunia untuk kendaraan listrik, kita di Indonesia punya nikel dan sumber daya manusia mumpuni, kalau semua bisa dipadukan saya kira kita bisa menjadi pusat electric vehicle juga,” kata dia.
Dengan Tiongkok sendiri, Djauhari menyebut nilai perdagangan Indonesia saat ini mencapai 140 miliar dolar AS, sementara dengan Eropa dan Amerika berkisar di 30 miliar dolar AS, sehingga sektor kendaraan listrik dapat dimanfaatkan.
“Prediksi 5 tahun ke depan nilainya menjadi sekitar 280-300 miliar dolar AS, komponen dari industri keberlanjutan termasuk kendaraan listrik akan sangat besar, jadi bagaimana pangsa pasar ini bisa juga direbut Indonesia,” tuturnya.
Baca juga: PERIKLINDO EV Conference stimulan tumbuhkan industri kendaraan listrik
Baca juga: Periklindo jalin kerja sama industri kendaraan listrik dengan CCPIT
Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024