"Anda harus memilih kejahatan yang lebih kecil. Siapa yang lebih kecil kejahatannya? Wanita itu, atau pria itu? Saya tidak tahu. Setiap orang, dalam hati nurani, (harus) berpikir dan melakukan ini," katanya.
Paus mengkritik kedua kandidat atas kebijakan imigran dan dukungan terhadap hak aborsi saat berbicara dengan wartawan dalam penerbangan pulang dari lawatan 12 hari di Asia Tenggara pada Jumat, sebuah komentar politik yang jarang terjadi.
"Keduanya menentang kehidupan, baik yang mengusir migran, maupun yang membunuh bayi," BBC mengutip ucapannya, tanpa menyebut nama, tetapi jelas merujuk pada Trump, yang telah bersumpah untuk mendeportasi jutaan imigran jika ia terpilih pada 5 November, dan Harris, seorang kandidat yang lantang mendukung hak aborsi.
Trump adalah seseorang yang anti aborsi, sementara Harris mendukung jalur hukum menuju kewarganegaraan bagi imigran yang berada di AS secara ilegal, bukan deportasi massal.
Meski demikian, Paus mendesak pemilih Amerika untuk memberikan suara mereka, dan mengatakan "tidak memilih adalah hal buruk."
Paus mengakhiri lawatannya di Asia Tenggara pada Jumat di Singapura dan kembali ke Roma. Selama dua minggu terakhir, Paus juga mengunjungi Timor Leste, Papua Nugini, dan Indonesia, yang merupakan lawatan internasional terpanjangnya sejak ia memulai masa kepausan pada 2013.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Paus desak rekonsiliasi AS, kecam rasisme dan kekerasan jalanan
Baca juga: Trump tiba di Roma untuk bertemu Paus Fransiskus
Baca juga: Vatikan prihatin atas dekret anti-imigran Trump
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024