Washington (ANTARA News) - Para peneliti mengungkap mutasi genetik yang memungkinkan beruang kutub mengonsumsi diet berlemak tinggi tanpa menanggung risiko sakit jantung.

Para ilmuwan mengungkap hasil analisis menyeluruh pada genetika beruang kutub pada Kamis dan membandingkannya dengan sepupu terdekatnya, beruang coklat.

Mereka menemukan bahwa sejak membedakan diri dari beruang coklat kurang dari 500.000 tahun lalu untuk menjadi spesies baru, beruang kutub melalui perubahan genetik luar biasa yang membuat mereka bisa mengonsumsi makanan berlemak tinggi di Kutub Utara yang sangat dingin tempat tinggal mereka.

Beberapa gen yang berhubungan dengan fungsi kardiovaskular dan metabolisme asam lemak telah berubah secara radikal melalui mutasi yang memungkinkan mereka mengonsumsi menu berlemak tinggi tanpa menanggung risiko tinggi penyakit jantung, kata para peneliti.

Satu contoh pentingnya adalah perubahan pada gen APOB, yang berperan dalam mengeluarkan kolesterol dari aliran darah dan ke sel-sel, yang kemudian menurunkan risiko sakit jantung.

"Bagi beruang kutub, menjadi sangat gemuk bukanlah masalah," kata Eline Lorenzen, ahli ekologi molekuler di University of California, Berkeley, seperti dilansir kantor berita Reuters.

"Semua ini masuk akal pada spesies yang sepenuhnya bergantung pada lemak untuk bertahan hidup," kata Lorenzen.

Di kawasan Kutub Utara tempat tinggal mereka, energi sangat dibutuhkan dan beruang kutub punya banyak jaringan lemak untuk menghasilkannya.

Sampai separuh dari tubuhnya bisa berupa lemak dan sumber air segar mereka adalah air metabolik - air sisa pemecahan lemak tubuh, kata Lorenzen.

"Mereka pada dasarnya hidup di gurun kutub," kata Lorenzen.

Dalam hasil studi yang dipublikasikan di jurnal Cell, para peneliti menguraikan genom - cetak biru genetik - beruang kutub berdasarkan sampel darah dan jaringan dari 79 beruang kutub dari Greenland.

Mereka juga menggunakan sampel dari 10 beruang coklat untuk mempelajari genom spesies itu.

Rasmus Nielsen, ahli genetika evolusi di University of California, Berkeley, mengatakan data genetik menunjukkan beruang-beruang kutub menjadi lebih berbeda dari beruang-beruang coklat mungkin sekitar 400.000 tahun lalu, lebih akhir dari perkiraan sebelumnya.

Beberapa estimasi terkini menempatkan asal usul beruang kutub sekitar lima juta tahun lalu.

"Dalam waktu yang pendek ini, beruang kutub telah beradaptasi dengan lingkungan dingin Kutub Utara dan diet baru. Kami melihat jejak adaptasi ini dalam genom beruang kutub," kata Nielsen.

Beruang kutub adalah karnivor darat paling besar dan yang paling besar dibandingkan delapan spesies beruang lainnya.

Mereka menempati titik tertinggi dalam rantai makanan Kutub Utara dan menghabiskan sebagian besar hidupnya di lautan es Kutub Utara berburu mangsa seperti anjing laut. Beruang kutub jantan dewasa beratnya bisa sampai sekitar 770 kg.

Beruang kutub kini terancam punah, populasinya total sekitar 20.000 sampai 25.000. Dan perubahan iklim menyebabkan penyusutan lautan es yang menjadi tempat mereka bergantung.

Diet mereka memungkinkan pembentukan lemak tubuh yang menjadi penyekat sekaligus membantu mereka mengapung saat berenang.

Tapi itu datang dengan pengorbanan - level kolesterol LDL atau "kolesterol jahat" dan trigliserida sangat tinggi dalam darah.

Tingkat kolesterol dan trigliserida tinggi menyebabkan penyakit kardiovaskular pada manusia tapi perubahan genetik membuat beruang kutub bisa mengatasi masalah itu.

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014