Saat ini status siaga darurat bencana kekeringan masih berlakuYogyakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta memastikan seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta belum memasuki musim hujan meski beberapa hari terakhir mulai diguyur hujan.
Kepala Stasiun Klimatologi BMKG DIY Reni Kraningtyas saat dihubungi di Yogyakarta, Sabtu, mengatakan saat ini DIY sedang memasuki masa peralihan musim dari kemarau ke musim hujan.
"Saat ini DIY masih pancaroba sampai dengan Oktober 2024 dasarian kedua," kata Reni.
Menurut dia, suatu wilayah dinyatakan telah memasuki musim penghujan apabila selama tiga dasarian berturut-turut atau selama satu bulan curah hujan mencapai 150 milimeter (mm).
Reni mengatakan awal musim hujan di wilayah DIY tahun 2024 diperkirakan dimulai pada Oktober dasarian lll.
Baca juga: BMKG prakirakan hujan ringan di Jateng selatan beberapa hari ke depan
Baca juga: BMKG paparkan penyebab hujan saat kemarau di NTB hingga awal Agustus
Menurut dia, curah hujan pada Oktober 2024 diprediksi berkisar 51 - 300 mm atau kriteria rendah - menengah dengan sifat hujan bervariasi mulai dari bawah normal hingga atas normal.
"Namun ada yang dimulai dasarian ll di sebagian kecil wilayah DIY yaitu Kecamatan Samigaluh dan Kalibawang (Kabupaten Gunungkidul). Wilayah DIY lainnya dimulai pada dasarian lll Oktober dan dasarian l November," ujar dia.
Selama periode peralihan musim atau pancaroba, Reni mengimbau masyarakat mewaspadai cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, puting beliung, dan potensi hujan es yang bisa terjadi pada periode tersebut.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Noviar Rahmad mengatakan hujan yang terjadi beberapa hari terakhir tidak serta merta membuat Status Siaga Darurat Bencana Kekeringan di DIY dicabut.
"Saat ini status siaga darurat bencana kekeringan masih berlaku sampai tanggal 30 September 2024," ujar Noviar.
Baca juga: BMKG: Kemarau kali ini tak separah tahun lalu, masih ada potensi hujan
Baca juga: Jatim, NTT, NTB kekeringan setelah nyaris tiga bulan tanpa hujan
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024