Fakta ini melukiskan gambaran jelek kurangnya kemauan politik pemerintah untuk mencari solusi dalam kasus pembunuhan awak media, hal tersebut diperburuk oleh upaya yang kurang serius oleh lembaga penegak hukum, khususnya Kepolisian Nasional Filipina,
Jakarta (ANTARA News) - Konfederasi Wartawan ASEAN (CAJ) dan Asosiasi Pres Nasional Filipina (NPC) mengungkapkan keprihatinan mereka atas tingkat pembunuhan terhadap awak media di Filipina yang kini menempati urutan kedua setelah Irak.

Hal tersebut dituangkan dalam pernyataan bersama Presiden NPC Joel Sy Egco, Presiden CAJ Benny Antiporda dan Sekretaris tetap CAJ Akhmad Kusaeni dari Indonesia yang menyatakan kekhawatiran mereka pada tingginya jumlah jurnalis yang terbunuh di Filipina.

"Fakta ini melukiskan gambaran jelek kurangnya kemauan politik pemerintah untuk mencari solusi dalam kasus pembunuhan awak media, hal tersebut diperburuk oleh upaya yang kurang serius oleh lembaga penegak hukum, khususnya Kepolisian Nasional Filipina," demikian dinyatakan dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

Menurut pernyataan tersebut, di bawah pimpinan Direktur Jenderal Alan Purisima, pihak kepolisian Filipina diberikan tugas untuk mengejar pelaku dan otak di balik aksi pembunuhan jurnalis ini.

Kepolisian Nasional Filipina bertugas untuk melacak tersangka dan mengembangkan investigasi kasus mereka.

Namun, Kepolisian Nasional Filipina dinilai gagal karena ada pada banyak kasus tersangka justru dibebaskan dari tahanan karena tersangkut dengan masalah teknis.

Yang lebih parah, keadaan kurangnya urgensi atau keseriusan dalam penyelidikan kasus ini masih tidak dapat memenjarakan satu pun pelaku.

NPC dan CAJ juga menyambut keprihatinan Duta Besar Amerika Serikat untuk Filipina Philip Goldberg perihal meningkatnya jumlah pembunuhan awak media di negara tersebut.

Dubes Goldberg dalam pernyataannya yang dirilis pada Rabu (7/5) bahwa khawatir dengan tindakan lanjutan dari kekerasan yang dilakukan terhadap wartawan.

(A050/Z002)

Pewarta: Ageng Wibowo Leksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014