Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, pada Minggu, mengatakan bahwa misil tersebut menempuh jarak 2.040 kilometer dan berhasil mengenai sasaran di mana sistem pertahanan udara Israel gagal mencegatnya.
“Rintangan geografis, agresi AS-UK, serta sistem spionase dan sistem pertahanan udara (Israel) tidak akan mencegah Yaman mendukung Palestina,” kata Houthi.
Sementara itu, tidak ada komentar langsung dari pihak Israel mengenai klaim Houthi, tetapi sebelumnya angkatan udara Israel dilaporkan mengatakan bahwa mereka akan menyelidiki bagaimana misil tersebut bisa menempuh jarak sejauh itu tanpa dicegat.
Serangan tersebut terjadi beberapa jam setelah setidaknya sembilan orang terluka akibat misil balistik dari Yaman yang mendarat di dekat Bandara Internasional Ben Gurion di Tel Aviv pada Minggu pagi.
Menurut surat kabar Haaretz, puing-puing dari misil pencegat jatuh di sebuah stasiun kereta di pinggiran Modi'in di Israel tengah, menyebabkan kerusakan. Kebakaran juga terjadi di area terbuka di Kfar Daniel di Israel tengah akibat puing-puing tambahan yang jatuh.
Kelompok Houthi Yaman telah menargetkan kapal yang dimiliki, berbendera, dioperasikan oleh Israel, atau menuju pelabuhan Israel di Laut Merah dan Teluk Aden dengan misil dan drone sebagai solidaritas terhadap Gaza yang telah mengalami serangan menghancurkan dari Israel sejak 7 Oktober lalu.
Sementara itu, karena Amerika Serikat dan Inggris melancarkan serangan udara balasan terhadap lokasi Houthi di dalam Yaman, Houthi menyatakan bahwa mereka menganggap semua kapal Amerika dan Inggris sebagai target militer.
Sumber : Anadolu
Baca juga: AS jatuhkan sanksi pada jaringan dagang Houthi dan Hizbullah
Baca juga: Houthi klaim tembak jatuh drone MQ-9 dan menyerang kapal di Teluk Aden
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024