Jakarta (ANTARA) - Maulid Nabi merupakan perayaan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah. Perayaan ini merupakan momen penting bagi umat Islam di seluruh dunia.

Menjelang perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW pada 16 September 2024, masih ada perdebatan mengenai penggunaan istilah "maulid" atau "maulud." Apa sebenarnya perbedaan antara kedua istilah tersebut?

Istilah "Maulid" dan "Maulud Nabi" sering digunakan dalam konteks perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW, namun banyak orang masih bingung tentang penulisan yang benar.

Secara etimologis, "Maulid" berasal dari bahasa Arab yang berarti kelahiran atau hari lahir, sedangkan "Maulud" merupakan istilah dalam bahasa Arab yang juga berarti kelahiran. Lantas, apa perbedaan antara keduanya? Berikut adalah rangkuman penjelasannya.

Pengertian Maulid dan Maulud

Secara makna, istilah "Maulid" merujuk pada perayaan kelahiran Nabi Muhammad SAW, sedangkan "Maulud" berarti merayakan dan menghormati bayi yang lahir, yaitu Nabi Muhammad SAW.

Ketika istilah "Maulid Nabi" digunakan, yang dihormati adalah hari kelahirannya, sementara "Maulud" dalam bentuk isim maf'ul menunjukkan bahwa yang diperingati dan dimuliakan adalah bayi yang dilahirkan, yakni Nabi Muhammad SAW.

Secara bahasa, istilah "Maulid" dan "Maulud" berasal dari akar kata yang sama, yaitu walada, yang berarti melahirkan. Ini dapat dilihat dalam contoh tashrif berikut:

- وَلَدَ = Fi’il madhi (melahirkan)

- يَلِدُ = Fi’il mudhari (melahirkan)

- لِدَةً = Masdar ghairu min (kelahiran)

- مَوْلِدًا = Masdar mim (kelahiran)

- وَالِدٌ = Isim fa’il (yang melahirkan)

- مَوْلُوْدٌ = Isim maf’ul (yang dilahirkan)

- لِدْ = Fi’il amr (perintah untuk melahirkan)

- لَاتَلِدْ = Fi’il nahi (larangan melahirkan)

- مَوْلِدٌ = Isim makan (tempat kelahiran)

- مَوْلِدٌ = Isim zaman (waktu kelahiran)

- مِيْلَادٌ = Isim alat (alat untuk melahirkan).

Dalam praktik penulisan di Indonesia, kedua istilah ini sering muncul. Namun, menurut kaidah bahasa Arab dan pedoman penulisan yang berlaku, istilah yang tepat adalah "Maulid Nabi".

Istilah ini lebih umum dipakai dan sesuai dengan tata bahasa yang benar.

Dengan demikian, penulisan yang sesuai dan lebih akurat adalah "Maulid Nabi" daripada "Maulud Nabi". Hal ini penting untuk menjaga konsistensi dan akurasi dalam penulisan.

Secara terperinci, penggunaan istilah "Maulid" lebih sesuai dengan kaidah bahasa Arab dan telah menjadi bentuk yang lebih lazim di berbagai literatur serta publikasi resmi di Indonesia.

Konsistensi dalam penggunaan istilah ini tidak hanya penting dalam konteks bahasa, tetapi juga berperan dalam menjaga pemahaman yang seragam di kalangan masyarakat.

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024