Stefan Mazy, yang mengembangkan DermR Patch bersama timnya yang terdiri dari empat orang, mengatakan teknologi ini bisa menjadi alternatif biopsi, metode yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis kanker kulit, demikian dilaporkan oleh SBS News.
Teknologi inovatif ini memanfaatkan jarum mikro untuk mengidentifikasi lesi kanker. Prosesnya cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit.
"Panjang jarum mikro tersebut kurang dari satu milimeter dan menembus sekitar satu milimeter ke dalam kulit untuk mengumpulkan sedikit jaringan," jelas Mazy.
"Saat tambalan/patch ini diterapkan, ia ditempelkan selama sekitar 15 detik. Ada sedikit tekanan, gerakan memutar ringan untuk mengambil jaringan, kemudian tambalan tersebut dilepas," tambahnya.
Seluruh proses memakan waktu kurang dari satu menit.
Uji klinis pertama telah dilakukan di wilayah terpencil Pilbara, Australia Barat, pada Mei lalu.
Meskipun hasil akhirnya masih dalam proses, Mazy mengatakan bahwa hasil awal terlihat menjanjikan.
Uji klinis kedua yang dengan cakupan lebih besar, kemungkinan akan dilakukan dalam 6 hingga 12 bulan mendatang.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Peneliti China pelajari terapi bakteri untuk obati kanker usus besar
Baca juga: Kate Middleton komplitkan kemoterapi, fokus agar bebas dari kanker
Penerjemah: Primayanti
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024