Direktur Jendral Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI dr Maria E. Sumiwi melalui keterangan tertulis di Timika, Senin, mengatakan bahwa program tersebut bertujuan untuk mendukung percepatan penurunan stunting dan meningkatkan status gizi anak Papua.
"Program ini meliputi dua kabupaten di Papua Tengah yakni Mimika, Nabire serta ada satu kabupaten di Papua Selatan yakni Asmat," katanya.
Menurut Maria, berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, Papua Tengah memiliki angka prevelensi stunting 39,4 persen dengan jumlah kasus 46.128, sementara Papua Selatan 25 persen dengan jumlah kasusnya 33.304.
"Upaya promotif dan preventif menjadi landasan dalam mencegah terjadinya stunting baru di Indonesia, termasuk perubahan perilaku masyarakat," ujarnya.
Director Executive Vice President Sustainable Development PTFI Claus Wamafma menjelaskan bahwa pihaknya berkomitmen meningkatkan kualitas hidup masyarakat di sekitar wilayah operasi perusahaan, salah satunya melalui investasi kesehatan.
"Melalui program PASTI Papua yang terpadu dan terintegrasi serta gotong royong semua pihak, kami harap dapat mengakselerasi upaya menurunkan stunting dan meningkatkan status gizi anak," katanya.
Direkrut USAID Indonesia Jeff Cohen menambahkan, Pemerintah Amerika Serikat senang dapat bekerja sama dengan PTFI dalam mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mencegah stunting pada anak di Papua Tengah dan Papua Selatan.
"Melalui kemitraan dengan masyarakat setempat, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya, kami akan mengembangkan solusi keberlanjutan yang akan mengatasi akar masalah stunting," katanya.
Baca juga: Wapres harap program terkait stunting dan Papua terus dilanjutkan
Baca juga: Kepala BKKBN minta Papua Tengah berkomitmen turunkan angka stunting
Pewarta: Agustina Estevani Janggo
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024