Banda Aceh (ANTARA) - Duet atlet layar Kalimantan Timur, Sarmila dan Cintia Laura, berhasil merengkuh medali emas nomor internasional 420 putri Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 di Pantai Gampong Jawa, Banda Aceh, Senin, selepas mengatasi kendala layar yang terbalik di balapan pertama dua hari lalu.

Cintia mengakui layar yang ia dan Sarmila pakai terbalik pada balapan pertama, Sabtu (14/9), namun sejak itu ia bersama pasangannya sukses bangkit dari keadaan untuk memupuk raihan terbaik dan merengkuh medali emas PON XXI.

"Hari pertama itu ada kesalahan ya, layar saya terbalik. Jadi hari kedua saya kejar dan alhamdulillah posisi saya pertama, bisa nomor satu," kata Cintia selepas upacara penghormatan pemenang.

Insiden layar yang terbalik membuat Sarmila dan Cintia tenggelam serta gagal finis di balapan pertama, tetapi dalam lima balapan berikutnya mereka sukses tiga kali finis terdepan. Tim "Benua Etam" berhak mendapatkan emas setelah menuntaskan rangkaian perlombaan dengan perolehan nilai bersih tujuh poin dari enam balapan.

Pasangan Sulawesi Selatan, Shabrina dan Naesya, harus puas hanya mendapatkan medali perak berbekal nilai bersih 10 poin, kendati mereka sempat memimpin di awal lomba dan finis terdepan di dua balapan pertama.

Sedangkan medali perunggu jadi milik wakil Kalimantan Utara, Riska dan Niken, yang menutup rangkaian perlombaan dengan nilai bersih 13 poin.

Baca juga: Layar - Peserta terpaksa kembali ke pantai karena cuaca tak mendukung
Baca juga: Seorang anak laki-laki tenggelam di area lomba layar


Rangkaian perlombaan cabang olahraga layar PON XXI, Senin, sedianya melangsungkan sejumlah balapan lanjutan di Pantai Gampong Jawa. Namun cuaca di perairan Pantai Gampong Jawa memaksa panitia memanggil atlet sejumlah nomor yang sudah bersiap di dekat titik start untuk menepi kembali ke pantai sekira pukul 12.25 WIB.

Petugas teknis cabang olahraga layar PON XXI, Humphrey Sinyal, mengaku radar panitia mendapati potensi hujan dan angin yang semakin kencang di area perlombaan, sehingga diputuskan hari Senin tak ada balapan yang dilangsungkan.

"Itu radar kami itu di atas kapal menyatakan bahwa itu hujan dan angin juga semakin kencang. Jadi takut ada risiko berlayar bagi para atlet," kata Humphrey menunjuk ke arah laut, titik dimulainya perlombaan sejumlah kelas layar pada Senin.

Baca juga: Jawa Tengah raih emas pertama golf setelah 12 tahun
Baca juga: Tim esport Sumut melaju ke semifinal MLBB usai kalahkan NTB

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2024