Tujuan kami adalah mendorong lebih banyak startup di Indonesia untuk go global, membawa solusi dan inovasi ke pasar internasional. Startup ini betul-betul diharapkan menjadi entrepreneur kelas dunia melahirkan ekonomi baru

Jakarta (ANTARA) - Indonesia, yang saat ini menduduki peringkat keenam dunia dengan sekitar 2.600 perusahaan rintisan (startup), tengah berupaya membangun ekosistem yang lebih tangguh untuk mendorong startup lokal ke kancah global.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, dalam acara Sharing Session Startup Go Global di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa Kementerian Koperasi dan UKM telah memberikan pendampingan, akselerasi, dan dukungan inkubasi kepada 713 startup hingga September 2024.

“Tujuan kami adalah mendorong lebih banyak startup di Indonesia untuk go global, membawa solusi dan inovasi ke pasar internasional. Startup ini betul-betul diharapkan menjadi entrepreneur kelas dunia melahirkan ekonomi baru,” katanya.

Namun, Teten mengakui bahwa perjalanan untuk membawa startup lokal untuk “go global” menghadapi sejumlah tantangan.

Pertama, akses ke pasar global. Teten menyebut startup Indonesia belum memiliki pemahaman mendalam tentang pasar internasional, termasuk regulasi, budaya bisnis, dan preferensi konsumen di negara-negara target.

Kedua, kapasitas dan skalabilitas. Teten menyebut startup Indonesia harus mampu membangun kapasitas untuk berekspansi, baik dari segi teknologi, inovasi, sumber daya manusia, dan modal.

Tantangan ketiga adalah bagaimana startup Indonesia bisa membangun kolaborasi dan jaringan internasional.

“Penting bagi startup untuk menjalin kemitraan dengan berbagai pihak di luar negeri, baik itu pemerintah, lembaga riset, maupun korporasi global,” ujar Teten.

Untuk mengatasi tantangan ini, Teten mengatakan bahwa pemerintah telah menguraikan beberapa inisiatif strategis. Namun demikian, diakuinya, diperlukan upaya terpadu dari berbagai kementerian, lembaga, asosiasi, dan mitra strategis untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pertumbuhan startup.

Ia juga menekankan pentingnya memperkuat riset dan inovasi, termasuk mengoptimalkan peran lembaga riset seperti BRIN sebagai bagian dari ekosistem startup.

Teten juga mendorong perbaikan ekosistem inkubasi dengan mengelola inkubasi secara bisnis dan profesional untuk mendorong pertumbuhan startup yang berkelanjutan.

“Dukungan dari asosiasi inkubator bisnis Indonesia dan berbagai lembaga pendidikan juga sangat krusial untuk membangun kapasitas sumber daya manusia serta menciptakan inovasi yang berdaya saing,” pungkasnya.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Kewirausahaan Kemenkop UKM Siti Azizah mengatakan bahwa pemerintah terus mendorong pertumbuhan startup di Indonesia. Salah satunya melalui program Startup Go Global 2024, yang bertujuan meningkatkan daya saing startup Indonesia dan mendukung pencapaian target rasio kewirausahaan nasional sebesar 3,95 persen pada tahun ini.

Dalam program itu, Kemenkop UKM mengajak 11 startup untuk belajar dari para ahli di negara maju seperti Belanda dan Australia. Selama di Belanda dan Australia, para startup berkesempatan untuk menjalin kerja sama internasional, mendapatkan akses pendanaan, dan belajar tentang penerapan teknologi terkini.

“Selain itu, kami akan terus memberikan akses kepada para startup untuk memenuhi kebutuhan mereka baik dalam hal pembiayaan, akses pasar, maupun dukungan teknis,” ujar Siti.

Baca juga: Menkop optimistis Indonesia mampu jadi pusat industri home dekor dunia
Baca juga: Menkop UKM dorong pengembangan produk kratom
Baca juga: Teten laporkan capaian Kemenkop UKM dalam raker terakhir dengan DPR RI

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024