Di dalam laporan berjudul "Perkiraan energi, listrik, dan tenaga nuklir untuk periode hingga 2050", badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) itu mengemukakan dua prediksi untuk pertumbuhan energi nuklir global.
Proyeksi kasus rendah (low case) menunjukkan peningkatan kapasitas operasional nuklir global sekitar 40 persen dari 372 Gigawatt (GW) listrik pada 2023 menjadi 514 GW listrik per 2050.
Dalam prediksi kasus tinggi (high case), kapasitas operasional nuklir global diperkirakan akan mencapai 950 GW listrik per 2050 atau sekitar 2,5 kali lipat dari angka 2023, dengan "kontribusi yang signifikan dari reaktor-reaktor modular kecil."
Laporan tersebut mengatakan bahwa "kebijakan dan strategi nasional yang mendukung, kerangka kerja pembiayaan yang lebih menguntungkan, investasi pada jaringan listrik dan pengembangan tenaga kerja" diperlukan untuk mencapai skenario kasus tinggi
"Momentum global di balik energi nuklir terus berlanjut dengan cepat," kata Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi dalam sebuah pernyataan. "Proyeksi IAEA yang baru ini mencerminkan peningkatan pengakuan terhadap tenaga nuklir sebagai pasokan energi yang bersih dan aman."
Menurut laporan tersebut, hingga akhir 2023, sebanyak 413 reaktor tenaga nuklir telah beroperasi di seluruh dunia, dan 59 reaktor tambahan dengan total kapasitas 61,1 GW listrik sedang dalam tahap konstruksi. Tenaga nuklir menyumbang 9,2 persen dari total produksi listrik global pada 2023.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024