Sentimen eksternal dan internal memberikan penguatan IHSGJakarta (ANTARA) -
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup menguat dipimpin oleh saham- saham sektor teknologi.
IHSG ditutup menguat 19,86 poin atau 0,25 persen ke posisi 7.831,77. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 7,56 poin atau 0,79 persen ke posisi 965,92.
"Sentimen eksternal dan internal memberikan penguatan IHSG," kata Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Dari mancanegara, bursa regional Asia cenderung menguat yang dipengaruhi oleh sentimen pasar yang terfokus pada penurunan suku bunga yang diharapkan oleh Fed Amerika Serikat (AS).
Pasar memprediksi The Fed akan menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak Maret 2020 pada pekan ini.
Pasar saat ini terbagi pada estimasi pemangkasan suku bunga, berdasarkan CME FedWatch menunjukkan probabilitas sebesar 67 persen akan memangkas suku bunga 50 basis poin dan probabilitas sebesar 33 persen akan memangkas suku bunga 25 basis poin.
Meskipun terbagi estimasi tersebut, namun demikian pasar memiliki padangan bahwa pemangkasan suku bunga tersebut tentunya untuk menopang sehatnya ekonomi AS.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) pada rilis hari ini melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia Agustus 2204 tercatat surplus sebesar 2,89 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau lebih tinggi dibandingkan bulan Juli lalu sebesar 470 juta dolar AS.
Dengan surplus yang berkelanjutan ini akan memberikan ketahanan eksternal ekonomi dalam negeri.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor menguat yaitu dipimpin sektor teknologi sebesar 2,11 persen, diikuti oleh sektor kesehatan dan sektor barang konsumen no primer yang masing- masing naik sebesar 1,67 persen dan 1,56 persen.
Sedangkan, dua sektor turun yaitu sektor infrastruktur turun paling dalam sebesar 0,62 persen, diikuti sektor properti turun sebesar 0,34 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu TFAS, SGER, PYFA, MPOW dan SMLA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni ASPI, RAAM, SPRE, BOBA dan RCCC.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.264.450 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 24,32 miliar lembar saham senilai Rp11,97 triliun. Sebanyak 324 saham naik, 257 saham menurun, dan 216 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini, antara lain indeks Nikkei melemah 378,60 poin atau 1,03 persen ke 36.203,19 indeks Hang Seng melemah 237,90 poin atau 1,37 persen ke 17.660,01, dan indeks Strait Times menguat 22,98 poin atau 0,25 persen ke 3.593,41
Sementara itu, indeks Shanghai (China) libur memperingati hari libur nasional negara tersebut.
Baca juga: IHSG menguat di tengah 'wait and see' kebijakan BI dan The Fed
Baca juga: IHSG Selasa dibuka menguat 20,60 poin
Baca juga: IHSG akhir pekan ditutup menguat dipimpin saham sektor teknologi
IHSG ditutup menguat 19,86 poin atau 0,25 persen ke posisi 7.831,77. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 7,56 poin atau 0,79 persen ke posisi 965,92.
"Sentimen eksternal dan internal memberikan penguatan IHSG," kata Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Dari mancanegara, bursa regional Asia cenderung menguat yang dipengaruhi oleh sentimen pasar yang terfokus pada penurunan suku bunga yang diharapkan oleh Fed Amerika Serikat (AS).
Pasar memprediksi The Fed akan menurunkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak Maret 2020 pada pekan ini.
Pasar saat ini terbagi pada estimasi pemangkasan suku bunga, berdasarkan CME FedWatch menunjukkan probabilitas sebesar 67 persen akan memangkas suku bunga 50 basis poin dan probabilitas sebesar 33 persen akan memangkas suku bunga 25 basis poin.
Meskipun terbagi estimasi tersebut, namun demikian pasar memiliki padangan bahwa pemangkasan suku bunga tersebut tentunya untuk menopang sehatnya ekonomi AS.
Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) pada rilis hari ini melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia Agustus 2204 tercatat surplus sebesar 2,89 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau lebih tinggi dibandingkan bulan Juli lalu sebesar 470 juta dolar AS.
Dengan surplus yang berkelanjutan ini akan memberikan ketahanan eksternal ekonomi dalam negeri.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor menguat yaitu dipimpin sektor teknologi sebesar 2,11 persen, diikuti oleh sektor kesehatan dan sektor barang konsumen no primer yang masing- masing naik sebesar 1,67 persen dan 1,56 persen.
Sedangkan, dua sektor turun yaitu sektor infrastruktur turun paling dalam sebesar 0,62 persen, diikuti sektor properti turun sebesar 0,34 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu TFAS, SGER, PYFA, MPOW dan SMLA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni ASPI, RAAM, SPRE, BOBA dan RCCC.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.264.450 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 24,32 miliar lembar saham senilai Rp11,97 triliun. Sebanyak 324 saham naik, 257 saham menurun, dan 216 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini, antara lain indeks Nikkei melemah 378,60 poin atau 1,03 persen ke 36.203,19 indeks Hang Seng melemah 237,90 poin atau 1,37 persen ke 17.660,01, dan indeks Strait Times menguat 22,98 poin atau 0,25 persen ke 3.593,41
Sementara itu, indeks Shanghai (China) libur memperingati hari libur nasional negara tersebut.
Baca juga: IHSG menguat di tengah 'wait and see' kebijakan BI dan The Fed
Baca juga: IHSG Selasa dibuka menguat 20,60 poin
Baca juga: IHSG akhir pekan ditutup menguat dipimpin saham sektor teknologi
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024