Pasalnya, beberapa komoditas pokok penting masih dijual di atas HET yang ditetapkan pemerintah, seperti terjadi pada minyak goreng.
"Saya berharap bahwa dari data-data tersebut kita bisa melakukan action. Terutama bagi daerah-daerah yang angka-angkanya di atas HET segera koordinasikan dengan instansi yang terkait. Kemudian rumuskan bersama bagaimana supaya harga-harga tersebut bisa sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi," kata Tomsi dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Selain mengingatkan pemda pentingnya mengatasi harga komoditas di atas HET, Tomsi juga menekankan terkait disparitas harga.
Hal ini terutama terjadi pada komoditas yang harganya turun di satu wilayah, tapi naik tajam di wilayah lain seperti kacang kedelai.
Baca juga: Kemendagri minta pemda dengan IPH tinggi cermati penyebab kenaikan
"Termasuk kacang kedelai juga tentunya disparitas harganya sangat tinggi, ada daerah-daerah yang tinggi sekali harganya," ujarnya.
Kemendagri berharap Kementerian/Lembaga terkait bisa memberikan masukan kepada “champion” atau pihak yang dianggap penting dalam mengelola stabilitas harga komoditas agar melakukan pengendalian. Ini termasuk terhadap komoditas yang harganya terlalu rendah.
"Mungkin diperlukan peranan dari Bulog untuk membantu pergeseran-pergeseran tadi, termasuk juga dari teman-teman kementerian. Untuk minggu depan, diharapkan bahwa hal-hal yang tersebut tadi bisa berkurang atas kerja sama kita,” pungkas Tomsi.
Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024