Tonny mengatakan Kegiatan ini digelar untuk memperkuat persiapan Indonesia maupun negara-negara lain dalam menghadapi bencana alam.
Menurut Tonny, sedari awal wilayah Indonesia memang terletak di cincin api pasifik yang membuatnya menjadi daerah rawan bencana alam.
Kondisi itulah, lanjut Tonny, yang membuat pemerintah harus bersiaga dalam melakukan proses antisipasi dan evakuasi pasca-bencana alam menggunakan teknologi yang ada.
"Teknologi dirgantara, termasuk UAV dan satelit, sangat vital dalam meningkatkan efektivitas operasi HADR, menyelamatkan nyawa, serta meminimalkan dampak kerusakan," kata Tonny.
Baca juga: KSAU tak masalah Angkatan Siber diisi sipil untuk tujuan profesional
Baca juga: KSAU dan pimpinan angkatan udara ASEAN bahas soal strategi pertahanan
Tonny juga berharap pihak dari luar negeri bisa saling tukar pengalaman dan ilmu pengetahuan tentang tata cara mengantisipasi bencana dan melakukan proses evakuasi yang efektif di lokasi bencana.
Forum yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI bekerja sama dengan TNI Angkatan Udara, dan dihadiri lebih dari 200 peserta dari berbagai negara, lembaga internasional, akademisi, serta sektor industri.
Mereka akan mendapatkan pengetahuan dari sejumlah pembicara yang membawakan topik perkembangan terbaru di bidang teknologi dirgantara, termasuk UAV, satelit, dan sistem C4ISR (Command, Control, Communications, Computers, Intelligence, Surveillance, and Reconnaissance).
Teknologi ini dinilai penting dalam mempercepat respons dan koordinasi dalam operasi kemanusiaan di tengah bencana.
Dengan adanya kegiatan ini, Tonny berharap TNI AU dan seluruh pihak di bidang penanggulangan bencana dalam negeri semakin memiliki pengetahuan dan pengalaman yang matang.
Pewarta: Walda Marison
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024