"Kami salut dan memberikan aplaus kepada panitia daerah yang memisahkan penonton laki-laki dan perempuan. Ini yang pertama selama saya terlibat dalam PON, baik sebagai atlet maupun perangkat pertandingan," kata perangkat pertandingan sepak takraw PON Aceh-Sumut 2024 Jumaidi Iskhak di Aceh Timur, Rabu.
Jumaidi Iskhak merupakan perangkat pertandingan yang bertugas sebagai dewan hakim cabang olahraga sepak takraw PON XXI Aceh-Sumut. Dewan hakim bertugas menyelesaikan permasalahan apabila tidak bisa diselesaikan di lapangan.
Menurut Jumaidi, pemisahan penonton laki-laki dan perempuan ini patut menjadi contoh. Pemisahan ini juga memberikan kesempatan bagi perempuan untuk bisa lebih leluasa mengekspresikan dukungan kepada atlet.
"Memang, pemisahan ini karena Aceh menerapkan syariat Islam. Namun, pemisahan ini memberi dampak positif bagi perempuan. Apalagi ada perempuan terkadang risi saat bergabung dalam keramaian dengan laki-laki," katanya.
Selain pemisahan penonton, Jumaidi juga mengaku pelayan selama di Aceh cukup memuaskan dan memenuhi standar dalam sebuah pelaksanaan kegiatan olahraga tingkat nasional.
Baca juga: Sepak takraw - Jabar dan Jateng lolos ke final regu putri
"Tidak ada keluhan yang kami sampaikan, semuanya memuaskan. Masyarakatnya juga ramah. Kemeriahan di setiap pertandingan juga terlihat. Dan yang paling berkesan adalah pemisahan penonton laki-laki dan perempuan," kata Jumaidi Iskhak
Senada juga disampaikan pelatih sepak takraw putra Sulawesi Selatan HM Amkar yang mengatakan pelayanan selama di Kabupaten Aceh Timur cukup bagus dan memenuhi ekspektasi.
"Ternyata hal negatif dipikirkan orang tentang Aceh, tidak seperti kenyataan. Masyarakatnya ramah dan sopan, daerahnya juga aman serta mendukung atlet dalam bertanding. Jadi, kami senang selama berada di Aceh Timur," kata HM Amkar.
Baca juga: Sepak takraw - Jateng hadapi Gorontalo di final regu putra
Baca juga: Sulsel pimpin perolehan medali sepak takraw PON XXI
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2024