“Kami menganggap insiden ini sebagai tindakan perang hibrida melawan Lebanon yang telah berdampak pada ribuan orang tak berdosa,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova dalam sebuah pernyataan, Rabu.
Rusia, lanjutnya, mengutuk keras serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Lebanon dan warganya yang merupakan pelanggaran berat terhadap kedaulatannya dan merupakan tantangan serius terhadap hukum internasional dengan menggunakan senjata non-konvensional.
Pada Selasa (16/9), sembilan orang tewas dan ratusan lainnya terluka di ibu kota Lebanon, Beirut dan wilayah lain di negara itu setelah perangkat komunikasi nirkabel, yang dikenal sebagai penyeranta, meledak. Pemerintah Lebanon menuduh Israel berada di balik kejadian tersebut.
Zakharova mengatakan bahwa para penyelenggara serangan itu dengan sengaja berupaya memicu konfrontasi bersenjata skala besar dan berupaya memprovokasi perang besar di Timur Tengah.
Dia lebih lanjut mengatakan tindakan tidak bertanggung jawab tersebut mempunyai konsekuensi yang sangat berbahaya karena semakin meningkatkan ketegangan di wilayah perbatasan Israel-Lebanon.
Pejabat Rusia itu turut menekankan pentingnya penyelidikan komprehensif untuk membawa pelaku ke pengadilan sehingga aksi terorisme lainnya tidak terselubung, seperti yang coba dilakukan negara-negara Barat dengan penyelidikan ledakan pipa gas Nord Stream pada 2022 lalu.
Dirinya menambahkan bahwa Rusia menyerukan kepada semua pihak yang terlibat untuk menjauh dan menahan diri dari langkah-langkah yang akan semakin mengacaukan situasi militer-politik di Timur Tengah.
Pada hari yang sama, Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov menggarisbawahi bahwa penyelidikan menyeluruh harus dilakukan sehubungan dengan insiden tersebut untuk mengungkap keadaan sebenarnya.
Dia mengatakan kepada wartawan dalam jumpa pers di Moskow bahwa penyelidikan juga harus mengungkap siapa yang berada di balik ledakan penyeranta tersebut.
"Setelah itu, tentu saja, ini harus menjadi subjek studi oleh para spesialis untuk mengambil tindakan guna menghilangkan risiko serupa di sini (di Rusia) dan di tempat lain," lanjutnya.
Dia juga mengatakan insiden tersebut tentu saja mengarah pada peningkatan ketegangan yang kemudian menjadikan wilayah tersebut berada dalam kondisi yang meledak-ledak.
“Kejadian-kejadian seperti itu, masing-masing, bisa menjadi pemicu situasi menjadi tidak terkendali,” tuturnya.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Pabrikan Taiwan sangkal penyeranta yang meledak di Lebanon buatannya
Baca juga: Liga Arab kutuk serangan lewat ledakan massal penyeranta di Lebanon
Baca juga: Iran minta negara anggota DK PBB kecam serangan Israel ke Lebanon
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024