Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menegaskan 10 tahun pembangunan pendidikan di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo sudah berada di koridor yang tepat.
“Kami semakin yakin bahwa kita telah berada di koridor yang benar, Kemendikbudristek ingin terus meningkatkan kualitas pembelajaran, yang akhirnya memberikan dampak positif untuk meningkatkan kompetensi anak-anak Indonesia melalui berbagai program Merdeka Belajar,” ujar Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kemendikbudristek Suharti dalam rilis di Jakarta, Rabu.
Capaian pemerataan akses terhadap layanan pendidikan serta peningkatan kualitas pendidikan terus dilakukan dengan berbagai terobosan Merdeka Belajar guna mewujudkan sumber daya manusia (SDM) unggul.
Ia mengatakan dampak positif dari Merdeka Belajar saat ini mulai terlihat dengan penerapan Kurikulum Merdeka. Sekolah-sekolah yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka dalam tiga tahun terakhir terbukti jauh lebih baik hasil capaian literasi dan numerasinya dibandingkan dengan sekolah yang baru satu atau dua tahun serta sekolah yang belum menerapkan Kurikulum Merdeka.
Baca juga: Kemendikbud tekankan pengutamaan layanan pendidikan berkualitas
Baca juga: Kemendikbud tekankan pengutamaan layanan pendidikan berkualitas
Selain berfokus pada peningkatan kualitas, Kemendikbudristek juga berfokus pada pemerataan akses. Salah upaya yang telah dilakukan dengan menyalurkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dari jenjang sekolah dasar (SD) hingga perguruan tinggi.
“Tentunya hal ini bertujuan untuk menahan anak-anak Indonesia putus sekolah dan menurunkan disparitas antara kelompok termiskin dengan kelompok terkaya,” katanya.
Sebagai bentuk upaya percepatan pemerataan pendidikan, pihaknya juga telah menyesuaikan satuan biaya Bantuan Operasional Satuan Pendidikan (BOSP).
Ia menyebutkan satuan biaya BOSP antara daerah perkotaan dengan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) saat ini sudah berbeda dengan di Jakarta atau di Surabaya.
Ia menyebutkan satuan biaya BOSP antara daerah perkotaan dengan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) saat ini sudah berbeda dengan di Jakarta atau di Surabaya.
Ia menyebutkan selama 10 tahun terakhir, data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia mengalami tren peningkatan dari 68,90 pada 2014 menjadi 73,55. Adapun angka Harapan Lama Sekolah anak usia 7 tahun ke atas meningkat dari 12,55 pada 2015 menjadi 13,15 pada 2023.
Baca juga: Meluruskan kesalahpahaman soal Merdeka Belajar
Baca juga: Kemendikbud: Dedikasi penggerak budaya tumbuhkan rasa cinta kebudayaan
Baca juga: Kemendikbud paparkan keberhasilan turunkan disparitas akses pendidikan
Baca juga: Meluruskan kesalahpahaman soal Merdeka Belajar
Baca juga: Kemendikbud: Dedikasi penggerak budaya tumbuhkan rasa cinta kebudayaan
Baca juga: Kemendikbud paparkan keberhasilan turunkan disparitas akses pendidikan
Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024