Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis, sebanyak tiga belas kepala desa (kades) dari berbagai provinsi di Indonesia diberangkatkan ke China untuk melakukan Benchmarking Study.
Baca juga: Kemendes: ASEAN berkomitmen bersama bangun desa berkelanjutan
Menurut Paiman Rahardjo, program itu difasilitasi Pemerintah Republik Rakyat China, melalui Kedutaan Besar China di Indonesia, yang bekerja sama dengan Kemendes PDTT.
Paiman mengatakan, di dunia yang semakin terhubung ini, tantangan yang dihadapi baik dalam hal pembangunan perdesaan maupun pengentasan kemiskinan, tidak bisa diselesaikan oleh satu negara saja. Dia menilai, kolaborasi lintas negara adalah kunci untuk mencapai solusi yang berkelanjutan dan inklusif.
Dia melanjutkan, kerja sama antara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dengan Kementerian Pertanian dan Perdesaan China adalah salah satu contoh nyata dari semangat kolaborasi tersebut.
Baca juga: Wamendes: Keswadayaan masyarakat pilar utama pembangunan berkelanjutan
“Kami menyadari bahwa berbagi pengalaman, keahlian, dan teknologi adalah cara terbaik untuk mempercepat pembangunan desa, meningkatkan taraf hidup masyarakat, dan mengentaskan kemiskinan,” kata Paiman.
Oleh karena itu, ia berharap para kepala desa yang berangkat ke China ini bisa belajar, menyerap ilmu dan pengetahuan dengan serius dan semaksimal mungkin selama sepuluh hari ke depan.
Paiman mengimbau kepala desa yang berangkat ke China tersebut untuk benar-benar menuntut ilmu dan pengalaman, dan tidak menganggap keberangkatan mereka untuk jalan-jalan maupun liburan.
Baca juga: Wamendes: Program TEKAD pacu masyarakat desa lebih mandiri
“Manfaatkan betul kesempatan ini, jangan di Tiongkok banyak bermain. Tetapi di sana melakukan pengamatan, penelitian, pemahaman dan hal-hal apa yang bisa diambil dari Tiongkok untuk diterapkan di Indonesia,” katanya dalam pembekalan bagi para kepala desa tersebut pada Rabu (18/9).
Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024