Pameran Perdagangan Jasa Internasional China (China International Fair for Trade in Services/CIFTIS) 2024, yang ditutup pada Senin (16/9), menarik lebih dari 450 perusahaan yang terdaftar dalam Fortune 500 dan sejumlah perusahaan top di industri masing-masing, serta 85 negara dan organisasi internasional.
"Dengan inovasi dan penerapan teknologi digital yang berkelanjutan seperti AI, komputasi awan (cloud computing), dan mahadata, ekonomi digital menjadi pendorong utama bagi pembangunan sosial dan ekonomi global," ujar Zhang Feng, selaku Ketua Partai di Dewan Institut Elektronik China (Council of the Chinese Institute of Electronics), dalam sebuah forum di pameran tersebut.
Para pakar di pameran tersebut juga meyakini bahwa teknologi digital berdampak besar pada perdagangan jasa global dengan memangkas biaya transaksi dan meningkatkan efisiensi. Hal itu menjadi pendorong bagi globalisasi ekonomi.
"Berbagai platform digital berkembang dengan sangat pesat," kata Andreas Keibel, selaku ketua di Asosiasi Jerman-China untuk Promosi Pertukaran Budaya dan Teknologi (German-Chinese Association for the Promotion of Culture and Technology Exchange), dalam sebuah pidato via video di salah satu subacara pameran tersebut.
Keibel mengatakan bahwa tema "Mengaktifkan Mesin Digital, Memperluas Ruang Baru untuk Perdagangan Digital" (Activating the Digital Engine, Expanding New Space for Digital Trade) yang diusung subacara ini tentunya menjadi topik inti yang bersifat universal saat ini.
Li Wei, selaku kepala wilayah China di Asosiasi Jerman-China untuk Promosi Pertukaran Budaya dan Teknologi, mengatakan bahwa integrasi yang mendalam antara teknologi digital dengan logistik modern dan perdagangan internasional berhasil membuka peluang yang luas bagi kerja sama China-Jerman dalam sektor perdagangan digital.
Memanfaatkan momentum digitalisasi, China, yang merupakan pasar otomotif terbesar di dunia sekaligus kunci bagi para produsen mobil Jerman, menjadi sumber utama inovasi dan transformasi di industri otomotif, kata Li.
Li meyakini bahwa di masa depan, China dan Jerman juga harus memperkuat kerja sama dalam pembangunan infrastruktur digital dan mengeksplorasi jalur baru transformasi cerdas digital.
Dalam beberapa tahun terakhir, China memberikan perhatian yang besar terhadap pengembangan dan kerja sama dalam perdagangan digital dengan menggalakkan pembangunan zona demonstrasi perdagangan digital serta mendorong bentuk dan mode baru perdagangan digital.
Nilai impor dan ekspor jasa China tumbuh 14 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 3,6 triliun yuan (1 yuan = Rp2.164) atau sekitar 508 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp15.350) pada paruh pertama 2024, demikian tunjuk data resmi.
Digitalisasi akan membuat kerja sama dalam perdagangan global di bidang jasa menjadi lebih terbuka dan inklusif, juga membantu banyak negara, terutama negara-negara berkembang serta usaha kecil dan menengah, untuk berintegrasi dengan lebih baik ke dalam rantai nilai global, ujar Wang Qiang, selaku manajer hubungan masyarakat di Alibaba's Taobao dan Tmall Group.
Membidik pasar China yang besar dan ekonomi digital yang sedang berkembang pesat, banyak perusahaan global memanfaatkan pameran ini untuk menjajaki berbagai peluang bisnis di perekonomian terbesar kedua di dunia tersebut.
Perusahaan teknologi medis Jerman Siemens Healthineers merupakan pendatang baru di ajang tersebut dan menghadirkan beberapa produk medis terkemuka di dunia ke pameran dagang itu.
Pameran dagang tersebut menjadi jendela penting bagi inovasi medis dan pertukaran teknologi global, menyediakan peluang luas untuk mengeksplorasi kemitraan, kata Lena Wang, selaku wakil presiden di Siemens Healthineers China.
Dengan pesatnya perkembangan ekonomi digital China dan meningkatnya permintaan akan perawatan kesehatan digital, semakin banyak pasien yang memperoleh manfaat dari perawatan kesehatan cerdas yang didukung teknologi digital, kata Wang dari Siemens Healthineers China.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024