... memicu permusuhan yang lama membara antara dua negara komunis yang bertetangga itu... "
Hanoi, Vietnam (ANTARA News) - Kelompok masyarakat Vietnam menyerukan unjuk rasa membenci Tiongkok (China) lagi di beberapa kota, Minggu nanti (18/5), setelah Beijing menggelar anjungan pengeboran minyak di perairan sengketa Laut China Selatan.

Tetapi, pihak berwenang Vietnam --yang kadang-kadang mengizinkan unuk rasa, yang membuat marah tetangga raksasa negara itu-- memperingatkan akan mencegah keras bagi keributan lebih jauh.

Tindakan China memindahkan anjungan pengeboran minyak di perairan itu , yang juga diklaim Vietnam, memicu permusuhan yang lama membara antara dua negara komunis yang bertetangga itu. Kedua negara pernah terlibat bentrokan wilayah dalam puluhan tahun belakangan ini.

Protes-protes anti-China meletus di kota-kota besar dalam hari-hari belakangan ini dan massa membakar pabrik-pabrik milik warga asing.

Satu aliansi 20 LSM Vietnam yang vokal menyerukan dilakukan protes-protes baru di ibu kota Hanoi, Ho Chi Minh City, di selatan negara itu, dan daerah-daerah lain menentang "aksi-aksi agresif" China, di Laut China Selatan.

Akan tetapi mereka mendesak para peserta untuk tetap damai setelah terjadi kerusuhan Selasa dan Rabu.

"Kekerasan itu menciptakan citra buruk demonstrasi patriotik dan rakyat Vietnam; karena itu, aksi itu harus dihentikan," kata pernyataan yang dikeluarkan di media sosial Jumat malam.

Aliansi itu terdiri atas organisasi-organisasi anti-pemerintah dan diperkirakan memainkan satu peran dalam memicu protes-protes baru-baru ini.

Dalam satu pesan teks yang dikirim pemerintah kepada para pengguna telepon seluler Vietnam Sabtu, Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Tan Dung, mengatakan, pihak berwenang di seluruh negara itu telah diperintahkan untuk "melakukan tindakan-tindakan mencegah demonstrasi-demonstrasi ilegal yang apat menimbulkan kekacauan sosial dan keamanan".

Tindakan China memindahkan anjungan pengeboran minyak itu dianggap Hanoi sebagai satu aksi provokatif klaim Beijing di Laut China Selatan disengketakan dan telah dikecam oleh Washington sebagai ketegangan wilayah yang semakin buruk.

Telah terjadi bentrokan-bentrokan dekat lokasi anjungan pengeboran minyak itu dalam beberapa hari belakangan ini antara kapal-kapal Vietnam dan Tiongkok, termasuk tabrakan dan penggunaan meriam air.

Serangan terhadap warga China di pabrik-pabrik asing di Vietnam semakin memperburuk situasi, dengan Tiongkok menuduh pemerintah Vietnam berperan dalam kerusuhan itu.

Beijing, yang menolak memindahkan anjungan pengeboran minyak itu, mengataan dua warga Tionghoa tewas dan lebih dari 100 orang cedera pekan lalu.

Kantor berita Xinhua menberitakan satu delegasi yang dipimpin Asisten Menteri Luar Negeri Liu Jianchao Jumat bertemu dengan para pejabat Vietnam di Hanoi untuk membicarakan masalah kerusuhan itu.

Laporan itu mengatakan Liu mengelukan tentang kerusuhan itu dan "mendesak pihak Vietnam melakukan tindakan menangani akibat dari kerusuhan-kerusuhan itu".

Serangan-serangan terhadap perusahaan-perusahaan asing yang termasuk Tiongkok, Taiwan dan Korea, nampaknya memukul pemerintah Vietnam, yang sangat tergantung pada investasi asing bagi pertumbuhan ekonomi.

Tetapi walaupun mengecam aksi-aksi maritim China itu, pemerintah memperingatkan terhadap protes-protes lebih jauh dan berjanji investasi asing akan dilindungi.

China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, yang diperkirakan memiliki cadangan enegi lepas pantai yang besar.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014