Awal Sausan Dwi Ramadhani berkenalan dengan dunia bulu tangkis adalah saat dirinya masuk kelas 1 Sekolah Dasar (SD).
Saat itu, bulu tangkis dikenalkan oleh ayahnya yang kerap bermain bulu tangkis bersama teman-temannya. "Dari awal ikut bulu tangkis sukanya ikut papa sih main-main. Papa kan suka main, pulang malam. Itu kelas 1 SD mungkin".
Pada tahun 2016, ia mendaftar ke klub bulu tangkis kenamaan, PB Djarum. Namun, percobaan pertamanya ternyata mendapatkan penolakan dari klub bulu tangkis yang berada di Kudus, Jawa Tengah tersebut.
"Jadi waktu 2016 saya pernah seleksi juga terus gak diterima, mungkin sampai babak penyisihan kali ya," jelas pebulu tangkis 18 tahun itu.
Penolakan itu sempat membuat Sausan sangat kecewa. Ia tidak mau lagi mendaftar di PB Djarum.Namun, ternyata hidup berkata lain. Takdirnya dengan PB Djarum baru berjodoh dua tahun setelahnya. "Cuma main-main doang, cuma bawa baju 3-4 biji. Eh ternyata lolos di 2018".
Jika Susi Susanti merantau dari Tasikmalaya ke Jakarta untuk klub Jaya Raya pada usia 14 tahun, Sausan merantau dari Depok ke Kudus di usia 12 tahun.
Enam tahun di PB Djarum, Sausan menjelma atlet muda potensial yang dimiliki Indonesia setelah melalui perjuangan keras pantang menyerah.
Dengan usia yang masih muda, setelah emas di PON 2024, dirinya masih dapat berkembang lebih pesat lagi.
Panggung bulu tangkis lebih tinggi, mulai Asia Tenggara, Asia, dan dunia sedang menanti. Bukan tidak mungkin, Sausan akan menjadi penerus Susi Susanti yang mengharumkan Merah Putih dengan emas Olimpiade pada nomor tunggal putri.
"Mungkin karena saya suka juga badminton jadi kayak termotivasi buat coba lagi. Jadi kayak kayak mau menyerah di bulu tangkis juga," jelasnya.
Baca juga: Kavitha, Dhinda, dan Sausan melaju ke babak kedua BAJC 2024
Selanjutnya: Jalur masuk pelatnas
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024