Dana sebesar itu dialokasikan untuk dua hal. Pertama, untuk hal-hal yang berkaitan dengan pertandingan, upacara, dan peralatan. Kedua, untuk renovasi dan pembangunan venue.
Angka yang didapatkan Aceh dan Sumatera Utara memang jauh lebih kecil dibandingkan dengan PON 2020 di Papua tiga tahun lalu, yang menghabiskan anggaran sekitar Rp8 triliun. Tetapi itu tetap uang besar bagi pembayar wajib, rakyat secara keseluruhan.
Terlebih lagi, setiap acara PON sudah ditentukan jauh-jauh hari, sehingga semestinya tak boleh memunculkan pandangan tidak siap dari masyarakat. Aceh dan Sumatera Utara sendiri ditetapkan sebagai tuan rumah PON 2024 delapan tahun lalu sewaktu berlangsung PON 2016 di Jawa Barat.
Waktu delapan tahun seharusnya lebih dari cukup untuk menyiapkan segalanya agar PON terselenggara dengan baik, yang jika tidak bisa sempurna, maka paling tidak minim catatan tidak baik, entah itu berkaitan dengan pertandingan, maupun yang berkaitan dengan venue.
Tetapi kemudian muncul masalah yang terungkap ke publik. Beberapa venue ternyata bermasalah, bahkan belum selesai, seperti Sumut Spors Centre di Deli Serdang. Sejumlah kalangan, termasuk atlet, mengeluhkan akomodasi untuk beberapa venue dan cabang olahraga.
Semua hal itu sampai mengundang polisi turun tangan untuk menyelidiki dugaan adanya korupsi, yang tiga tahun lalu di Papua pun muncul.
Memang masih dugaan, dan memang kekurangan atau catatan buruk dalam PON 2024 hanya terjadi di sejumlah kecil venue atau kesempatan. Tapi, bahkan kesalahan atau kekurangan sekecil pun dapat merusak citra keseluruhan acara olahraga, sehingga siapa pun tak boleh mendiamkannya.
Ini terutama untuk kualitas penyelenggaraan PON yang meningkat dari masa ke masa, dan dikelola semakin baik dari waktu ke waktu.
Acara ini memang memiliki dampak lanjutan yang luas, tetapi tidak boleh mengesampingkan domain utamanya, yakni olahraga, atlet dan prestasi atlet.
Ya benar, PON tak hanya diunjukkan untuk olahraga semata, karena juga menjadi wadah untuk memupuk dan merawat persatuan bangsa. Tapi orang sering lupa bahwa menyelenggarakan acara olahraga nyaris tanpa catatan buruk akan mendorong atlet nyaman bertanding.
Halaman berikut: Esok harus lebih baik
Copyright © ANTARA 2024