Sebagaimana kita kabarkan hari ini, dalam sidang lengkap PBB kemarin sore Indonesia dengan tiada pemungutan suara diterima mendjadi anggota PBB jang ke-60.
Dinjatakan oleh Mr. Moh. Yamin, bahwa dengan demikian kita sampai pada tingkat terachir dalam perdjuangan keluar, sebab dari dulu salah satu tudjuan terpenting dalam perdjuangan keluar itu mendjadi anggota dari PBB.
Diterimanja Indonesia menjadi anggota PBB itu adalah suatu kemenangan jang gemilang dari pemerintahan Hatta dan kini tergantung dari pemerintahan Natsir sekarang ini, dapatkah ia menempatkan dirinja dengan tegas dalam menghadapi keadaan dunia pada waktu ini sesuai dengan politik-bebas sebagai jang dikatakan oleh PM. Natsir baru2 ini. Demikian Yamin.
Dalam pada itu anggota parlemen Mr. Luat Siregar, ketua fraksi Kedaulatan Rakjat menjatakan, bahwa dengan diterimanja Indonesia mendjadi anggota PBB itu, maka sekarang ini akan ternjata, apakah betul2 Pemerintah sekarang ini akan dapat mempertahankan politik bebas sebagai jang ditetapkan itu.
Menurut pendapatnja, mengingat pada waktu ini dan mengingat pula adanja persetudjuan KMB, bantuan menurut plan Marshall dll maka tidak mungkin Indonesia akan dapat memegang politik bebasnja itu. Sekarang dan diwaktu tidak mau Indonesia hanya merupakan saluran dari politik luar negeri Amerika Serikat.
Apalagi PBB terutama dengan sikapnja terhadap soal Korea pada waktu ini ternjata sangat dipengaruhi oleh politik Amerika Serikat. Demikian Mr. Luat Siregar.
Sumber: Pusat Data dan Layanan Informasi ANTARA
Baca juga: Konperensi A-A memperkuat PBB
Baca juga: Indonesia anggauta ILO ke-61
Baca juga: Mr. Ali Sastroamidjojo serahkan mendat kabinet kepada Wakil Presiden
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024