Assistant Manager Communication Relation SH Upstream Regional Jawa Danya Dewanti di Bandung, Jawa Barat mengatakan pihaknya memproyeksikan bisa melakukan Huff and Puff CO2 ke reservoir sumur secara penuh pada tahun 2031.
"Jadi harapannya ketika full scale dilakukan tahun 2031, maka akan ada pengurangan potensi, potensi pengurangan CO2 sebesar 14,6 juta ton CO2 per tahun," kata dia.
Dirinya mengatakan, implementasi huff and puff CO2 bertujuan untuk memanfaatkan karbon yang dihasilkan dari proses produksi untuk peningkatan pemulihan minyak enhanced oil recovery (EOR) yang sekaligus mewujudkan dekarbonisasi, mengingat CO2 yang dihasilkan kembali diinjeksi ke sumur.
"Jadi di sini ada CO2 yang dihasilkan itu digunakan, diinjeksikan menjadi bagian dari teknologi yang disebut peningkatan pemulihan minyak atau enhanced oil recovery," kata dia.
Ia menyampaikan, dalam peta jalan (roadmap) yang disusun, pihaknya telah melakukan injeksi awal pada tahun 2022 untuk mengevaluasi respons dari reservoir, selanjutnya pada tahun 2026 mulai mengimplementasikan pola injeksi, dan pada tahun 2029 bakal melakukan pembangunan sebelum akhirnya menerapkan injeksi skala penuh pada tahun 2031.
Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mewujudkan nol emisi karbon (Net Zero Emissions/NZE) sesuai Enhanced-Nationally Determined Contribution (E-NDC) sebanyak 912 juta ton pada tahun 2030.
Sebelumnya Pertamina Regional Jawa berhasil mencatatkan kontribusi positif bagi produksi migas nasional sepanjang semester pertama 2024 yakni sebesar 54,5 ribu barel minyak per hari (MBOPD) dan 350,2 juta standar kaki kubik gas bumi per hari (MMSCFD).
Baca juga: Pertamina EP Jambi siap bor delapan sumur baru kejar target produksi
Baca juga: Pertamina Internasional EP ekspansi ke Timur Tengah incar blok baru
Baca juga: Pertamina EP: Geopolitik, tantangan terbesar sektor migas pada 2024
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024