"Meski kondisi global dan domestik agak melambat tahun ini, saya yakin tren ekonomi positif akan terus berlanjut, khususnya di wilayah yang dilayani oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Shanghai, yaitu Shanghai, Jiangsu, Zhejiang, Anhui dan Jiangxi," kata Berlianto di Nantong, Provinsi Jiangsu, China pada Selasa.
Berlianto menyampaikan hal tersebut dalam Indonesia-China Investment Conference 2024 yang diselenggarakan oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) dan dihadiri sekitar 100 perusahaan di bidang konstruksi, teknologi, logistik, semen, otomotif, properti, lingkungan, keuangan, tekstil dan bidang lainnya.
Berlianto juga memaparkan di lima wilayah kerjanya, pada paruh pertama 2024, total perdagangan Provinsi Jiangsu dengan Indonesia mencapai 12,01 miliar dolar AS, Provinsi Zhejiang sebesar 10,02 miliar dolar AS, Kota Shanghai sebesar 9,3 miliar dolar AS, Provinsi Anhui sebanyak 1,04 miliar dolar AS dan Provinsi Jiangxi adalah 800 juta dolar AS.
Sedangkan dari sisi investasi, Jiangsu berkomitmen untuk 195 proyek investasi senilai 5,65 miliar dolar AS, Shanghai berkomitmen untuk 6 proyek senilai 94,18 juta dolar AS, Zhejiang berinvestasi di 225 perusahaan dengan total 22,84 miliar dolar AS, Provinsi Anhui sebesar 78,5 juta dolar AS dan 11 perusahaan dari Provinsi Jiangxi dengan nilai komitmen 53,47 juta dolar AS.
"Ukuran Indonesia yang besar, lokasi yang strategis, dan sumber daya alam yang kaya menjadikannya bagian penting dari perdagangan dan investasi global," ungkap Berlianto.
Apalagi Indonesia menikmati pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil yaitu 5,05 persen pada 2023 dan didukung dengan populasi sebanyak 281,6 juta orang penduduk.
Indonesia juga memiliki cadangan sumber daya alam yang melimpah seperti nikel, timah, bauksit, tembaga serta potensi energi terbarukan dengan perkiraan kapasitas sebesar 437,4 gigawatt.
"Sebagai dua negara berkembang utama, Indonesia dan China memiliki banyak kepentingan bersama dalam pembangunan dan kerja sama global," ucap Berlianto.
Di bidang perdagangan, pada 2019, volume perdagangan kedua negara 79,76 miliar dolar AS, tapi lima tahun berikutnya pada 2023, angka itu melonjak menjadi 139,41 miliar dolar AS dan menjadikan China sebagai mitra dagang terbesar Indonesia.
Pada 2023, nilai investasi China adalah sebesar 7,4 miliar dolar AS atau berada di posisi kedua setelah Singapura yaitu sebesar 15,4 miliar dolar AS.
Lima sektor utama investasi China di Indonesia adalah industri pengolahan logam dasar; transportasi, pergudangan dan telekomunikasi; kimia dan farmasi serta kawasan industri, listrik, gas dan air; perumahan dan perkantoran. Sedangkan berdasarkan lokasi, wilayah terbanyak investasi China adalah Sulawesi Tengah, Jawa Barat, Maluku Utara, Jakarta dan Banten.
Sementara pada 2024, di bawah arahan Presiden Joko Widodo, Kementerian Investasi/BKPM ditargetkan mencapai realisasi investasi total sebesar Rp1.650 triliun.
Target itu dirancang untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap di atas lima persen.
Data realisasi investasi sepanjang periode Januari–Juni (Semester I) 2024 mencapai Rp829,9 triliun atau 50,3 persen dari total target pada 2024 yaitu sebesar Rp1.650 triliun. Dari capaian investasi itu menyerap tenaga kerja sebanyak 1.225.042 orang selama Semester I 2024.
Selain Berlianto, hadir juga dalam acara tersebut Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan, Direktur Promosi Wilayah Asia Timur, Asia Selatan, Timur Tengah dan Afrika Kementerian Investasi/BKPM Cahyo Purnomo, Kepala IIPC Beijing Evita Sanda dan pejabat terkait lainnya.
Baca juga: BKPM kenalkan delapan misi Prabowo ke pengusaha China
Baca juga: Menlu: Indonesia ingin investasi yang berkualitas dari China
Baca juga: BKPM ajak pengusaha China berinvestasi di luar Pulau Jawa
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024