Jakarta (ANTARA) - Kontak langsung dengan parfum atau wewangian dapat menimbulkan ruam gatal pada orang tertentu menurut Leow Yung Hian, konsultan senior dermatologi dari National Skin Centre Singapura.
Sebagaimana dikutip oleh Channel News Asia pada Rabu (25/9), ia menyampaikan bahwa parfum atau wewangian yang terlalu kuat atau terlalu pekat dapat menimbulkan dermatitis kontak iritan, masalah kulit yang timbul akibat iritasi.
"Siapa pun dapat mengalami dermatitis kontak iritan jika produk tersebut hadir dalam konsentrasi yang 'salah'," katanya.
Ia mengatakan bahwa reaksi kulit lain yang dapat timbul akibat pemakaian parfum yakni dermatitis kontak alergi, di mana pasien alergi terhadap wewangian tertentu.
Orang yang alergi terhadap wewangian tertentu bisa mengalami ruam gatal jika mendapat paparan wewangian secara berulang.
Menurut Dr. Christopher Foo, seorang spesialis dermatologi dan konsultan di Raffles Skin & Aesthetics, reaksi kulit bisa disebabkan oleh bahan kimia yang terkandung dalam parfum.
"Dan parfum yang berbeda mengandung berbagai macam zat kimia yang berbeda pula," katanya.
Baca juga: Tips memilih aroma parfum sesuai dengan kepribadian
Jason Lee, pendiri dan CEO Six Scents, mengatakan bahwa alergi pada kulit dan hidung sering kali muncul akibat senyawa sintetis seperti musk atau bahan pengawet buatan.
"Bahkan beberapa minyak esensial alami, meskipun murni, dapat menyebabkan iritasi pada kulit sensitif karena sifatnya yang terkonsentrasi," katanya.
Berikut bahan-bahan parfum yang menurut dia bisa menimbulkan reaksi alergi jika kandungannya melebihi batas konsentrasi.
1. Minyak kulit kayu manis dikenal karena khasiatnya yang menghangatkan, tetapi dapat menyebabkan iritasi atau kemerahan kulit pada sebagian orang.
2. Minyak serai sering digunakan karena beraroma segar, tetapi dapat memicu kekeringan dan sensitivitas kulit pada individu tertentu.
3. Minyak peppermint populer karena efek mendinginkannya, tetapi bisa menimbulkan rasa geli atau terbakar pada kulit yang sensitif.
4. Minyak cengkeh bermanfaat karena punya sifat antiseptik. Namun, jenis minyak ini mungkin terlalu kuat dan berpotensi menyebabkan iritasi kulit bagi sebagian orang.
5. Minyak pohon teh yang umumnya digunakan untuk mengatasi jerawat dan antimikroba berpeluang menimbulkan kulit kering atau iritasi pada orang tertentu.
Baca juga: Kaitan aroma parfum dengan suasana hati
Dr. Foo menyampaikan bahwa reaksi alergi tidak langsung terjadi begitu kulit terkena paparan parfum atau wewangian.
Beberapa paparan pertama belum akan menimbulkan reaksi. Namun, sistem kekebalan tubuh kemudian akan mengenali parfum sebagai zat berbahaya setelah kulit kena paparan berulang kali, sehingga timbul ruam.
Kalau penggunaan parfum tertentu menimbulkan rasa gatal dan ruam yang tidak terlalu parah, Dr. Foo menyarankan produk tersebut tidak digunakan lagi.
"Obat bebas seperti krim hidrokortison, yang merupakan steroid topikal anti-inflamasi, mungkin cukup untuk meredakan reaksi jika reaksinya ringan," katanya.
Dia menyarankan pengujian sampel parfum pada kulit sebelum menggunakannya.
Menurut Lee, cara terbaik untuk menguji wewangian adalah dengan menyemprotkan sedikit wewangian pada pergelangan tangan atau siku bagian dalam dan membiarkannya meresap selama beberapa jam.
"Wewangian berevolusi seiring reaksi kimia kulit Anda, jadi apa yang berbau harum pada selembar kertas mungkin akan sangat berbeda di kulit Anda setelah beberapa saat," kata Lee.
Baca juga: Rossa terjun langsung meracik wewangian untuk bisnis barunya
Baca juga: Melonjaknya penjualan parfum cerminkan perubahan kebiasaan konsumen AS
Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024