Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Cianjur, dr Frida Laila Yahya, Senin, mengatakan saat ini petugas sudah menuju ke lokasi guna melakukan pendataan dan mengambil sampel sisa makanan untuk diuji di laboratorium.
"Untuk memastikan penyebab keracunan, petugas sudah dikirim ke lokasi untuk mengambil sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan massal," katanya.
Dia menjelaskan saat ini puluhan orang korban keracunan sudah mendapatkan pelayanan kesehatan dari tenaga medis di Puskesmas Sukaluyu, empat orang di antaranya harus dirujuk ke rumah sakit karena mengalami gejala yang cukup parah.
Bahkan pihaknya sudah mengirim tenaga kesehatan tambahan guna membantu pelayanan di puskesmas, di mana sebagian besar korban menjalani perawatan intensif dengan gejala mual, pusing, dan muntah-muntah setelah menyantap nasi kotak yang disediakan tuan rumah.
"Tenaga kesehatan tambahan sudah dikirim ke lokasi dan puskesmas guna mengantisipasi bertambahnya korban keracunan akibat nasi kotak di Desa Panyusuhan itu," katanya.
Informasi dihimpun menyebutkan, warga langsung merasakan mual, pusing, dan muntah-muntah usai menyantap nasi kotak yang disediakan keluarga yang menggelar tahlilan 100 hari meninggal orang tuanya itu.
"Tidak ada tanda apapun saat menyantap nasi kotak yang diberikan, namun selang beberapa menit perut terasa mual, pusing, diikuti muntah-muntah, dan hal yang sama dirasakan warga lainnya, saya langsung dibawa ke puskesmas sama suami," kata Rosita (27), salah seorang warga yang mengalami keracunan.
Baca juga: Satu orang meninggal akibat keracunan massal di Tulungagung
Baca juga: 53 Santri Syeikh Zainuddin NW Anjani Lombok Timur keracunan massal
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024