Di sebuah sore yang tenang, Tanjong Tinggi, salah satu desa di Kabupaten Belitung, kawasan KSPN Tanjung Kelayang di Provinsi Bangka Belitung itu terlihat damai.
Ketika mengunjungi daerah itu, tampak sarana hunian pariwisata atau lebih akrab disebut homestay berdiri kokoh tepat di samping rumah warga setempat. Itu bukan rumah warga, tetapi sarhunta yang dibangun oleh Kementerian PUPR.
Sarhunta berdiri kokoh di atas tanah milik warga setempat, dibangun sejak tahun 2021, menjadi simbol kehidupan bagi warga penerima manfaat sekaligus penunjang KSPN Tanjung Kelayang.
Rumah itu, sebagai ikhtiar meningkatkan kunjungan wisatawan, baik domestik maupun internasional, yang datang untuk menikmati suasana alam dan mempelajari budaya lokal masyarakat Tanjong Tinggi.
Di halaman depan rumah-rumah wisata, pekarangan hijau tampak terawat rapi. Tanaman hias dan bunga beraneka warna menambah keindahan suasana, memperkuat daya tarik dari homestay.
Rumah-rumah wisata ini tidak hanya menjadi tempat menginap bagi wisatawan, tetapi menjadi jembatan yang menghubungkan pengunjung dengan budaya lokal masyarakat Tanjong Tinggi.
Melalui rumah-rumah ini, denyut ekonomi warga desa dipacu untuk semakin menguat. Kehadiran wisatawan nasional hingga mancanegara akan membantu meningkatkan perekonomian nasional serta masyarakat setempat.
Gratis untuk warga
Pembangunan sarana hunian pariwisata (sarhunta) di Tanjong Tinggi adalah bagian dari program yang diinisiasi untuk mendukung potensi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Tanjung Kelayang. Program ini berupaya mengoptimalkan daya tarik wisata sekaligus meningkatkan kesejahteraan warga lokal.
Penata Kelola Bangunan Gedung dan Kawasan Permukiman Ahli Pertama Satuan Kerja Penyediaan Perumahan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Hariadi Adhari menegaskan bahwa pembangunan sarhunta ini merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016.
Perpres tersebut menetapkan Tanjung Kelayang sebagai salah satu dari 10 destinasi wisata prioritas di Indonesia.
Desa Tanjong Tinggi menjadi salah satu penerima manfaat program ini karena lokasinya yang strategis dan potensial. Berdekatan dengan Pantai Laskar Pelangi dan Pantai Tanjung Kelayang.
Rumah-rumah yang dibangun di Tanjong Tinggi mengadaptasi unsur arsitektur tradisional Bangka Belitung. Teras luas dan gerbang payung Melayu menjadi bagian dari desain, memberikan sambutan hangat bagi tamu yang datang menginap.
Elemen rumah dirancang mengacu pada filosofi rumah adat Belitung. Desain atap limasan, ornamen lebah pada lisplang, railing bermotif silang berlian, dan pondasi umpak memberikan kesan khas tradisional yang kuat pada setiap homestay.
Tidak hanya itu, jendela rumah-rumah ini menggunakan jalusi kayu yang memberikan nuansa klasik. Bahkan, halaman rumah pun dilengkapi dengan payung khas yang memperkuat identitas budaya lokal dalam setiap detail bangunannya.
Program pembangunan sarhunta ini juga memiliki konsep unik. Berbeda dengan daerah lain, seluruh 20 unit rumah wisata di Tanjong Tinggi dibangun dalam satu kawasan, menciptakan suasana klaster yang harmonis dan saling mendukung satu sama lain.
Pembangunan rumah-rumah wisata ini sepenuhnya didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Setiap unit rumah mendapatkan alokasi dana Rp100 juta, lengkap dengan fasilitas interior dan pendukung lainnya yang siap digunakan.
Selain pembangunan sarhunta, Kementerian PUPR juga melakukan rehabilitasi terhadap 70 rumah warga di desa itu. Dengan anggaran Rp35 juta per rumah, fokus rehabilitasi terletak pada peningkatan kualitas bangunan serta penataan lingkungan sekitar.
Rehabilitasi mencakup perbaikan atap, pengecatan ulang, dan penataan halaman hingga jalan-jalan desa. Tujuan utamanya adalah menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan mendukung aktivitas wisatawan yang datang berkunjung.
Tidak hanya rumah-rumah wisata, program ini juga mencakup pembangunan fasilitas publik. Jalan-jalan desa diperbaiki, lapangan voli dibangun, dan penambahan vegetasi dilakukan di sepanjang jalan utama, memperkuat suasana hijau yang sejuk.
Menariknya, rumah-rumah wisata ini dihibahkan secara gratis kepada masyarakat penerima manfaat. Syaratnya, rumah tersebut harus tetap difungsikan sebagai homestay dan tidak boleh diubah menjadi indekos atau kios.
Penerima manfaat tidak diharuskan mengembalikan dana, sehingga bantuan ini murni diberikan untuk membantu peningkatan ekonomi masyarakat.
Meningkatkan ekonomi
Kepala Desa Tanjong Tinggi Sudarmo menilai pembangunan sarhunta sangat membantu perekonomian warganya yang mayoritas sebagai nelayan, lalu berdagang di kawasan pantai dari hasil melaut.
Prioritas pembangunan sarhunta diberikan kepada warga yang memiliki lahan di sepanjang jalan desa dan bersedia menerima tamu. Tidak semua warga memenuhi syarat tersebut.
Dalam pengembangannya, pemerintah desa dan Pemerintah Kabupaten Bangka Belitung, melalui dinas pariwisata telah memberikan pelatihan terkait pelayanan hotel dan promosi pada tahun 2022, sebagai bekal yang diberikan kepada warga untuk mengelola sarhunta.
Di sisi promosi, sebagian warga melakukan sendiri, sementara lainnya bekerja sama dengan BUMDes. Promosi ini dilakukan secara berkelompok maupun individu untuk menarik wisatawan.
Aktivitas wisatawan di desa ini sangat sederhana, seperti berjalan-jalan di pantai, melihat anak-anak bermain bola, atau ikut serta dalam kegiatan sehari-hari masyarakat.
Beberapa wisatawan juga ikut menjaring kepiting, memancing, dan berpartisipasi dalam aktivitas melaut lainnya. Mereka ingin merasakan langsung kehidupan sehari-hari warga.
Kegiatan menjaring kepiting biasanya memakan waktu sekitar satu jam. Wisatawan juga sering kali ikut memasak hasil tangkapan bersama warga, sehingga menciptakan suasana akrab.
Selain ikut serta dalam kegiatan sehari-hari, wisatawan juga sering memasak bersama warga, terutama dari hasil tangkapan laut. Mereka juga makan bersama dengan keluarga warga.
Meskipun desa ini tidak memiliki hiburan musik, wisatawan tetap menikmati suasana perdesaan yang tenang. Beberapa wisatawan datang bersama keluarga dan menginap dalam jangka waktu lama.
"Kemarin itu datang rata-rata satu keluarga, ada tiga orang, ada empat orang juga, itu dari China. Lalu, ada dari Maroko satu keluarga usianya sekitar 40 tahunan," ucap Sudarmo yang menyambut dengan ramah ketika berbincang dengan ANTARA.
Sudarmo menyatakan komitmen warga untuk memanfaatkan sarhunta sesuai perjanjian, yaitu minimal 10 tahun harus digunakan sebagai tempat penginapan dan tidak dialihfungsikan.
Meskipun secara umum, penerima manfaat sarhunta merasakan peningkatan ekonomi dari kunjungan wisatawan yang menginap, Rahina (64), salah satu warga Desa Tanjong Tinggi, mengaku sempat mengalami kesulitan dalam promosi, sehingga tamu tidak banyak yang menginap di homestay-nya.
Ia menyadari kurangnya kemampuan dalam hal promosi, yang saat ini banyak memanfaatkan sarana digital. Meskipun demikian, ia optimistis ke depan sarana penginapannya akan banyak dikunjungi oleh wisatawan seiring semakin dikenalnya daerah itu sebagai kunjungan wisata yang ramah
Keberadaan sarhunta bukan hanya memberikan dampak ekonomi saat ini bagi warga. Keberadaan homestay yang tidak berjarak dengan hunian warga adalah masa depan untuk meningkatkan kesejahteraan warga di desa tersebut.
Pembangunan sarhunta di Tanjong Tinggi adalah langkah strategis untuk menjaring wisatawan datang di KSPN Tanjung Kelayang sekaligus mampu mengungkit perekonomian masyarakat lokal.
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2024