IPC 2024 bertema "The Evolution of Product Management: Trends, Challenges and Opportunities to Develop and Grow Digital Products in 2024 and Beyond" juga mewadahi kalangan profesional dan product enthusiast untuk menciptakan produk yang lebih inovatif dan responsif terhadap kebutuhan pasar.
"IPC 2024 adalah wujud komitmen kami untuk menjawab kebutuhan para profesional yang ingin memahami dan menerapkan AI dalam pengembangan produk mereka," ujar Co-Founder & CEO Apiary Academy, Jessica Casey Jaya dalam siaran pers pada Selasa.
Ia menjelaskan, konferensi IPC dirancang khusus untuk para profesional yang terlibat dalam pengembangan produk digital, mulai dari e-commerce, aplikasi perbankan digital, hingga software as a service (SaaS).
Baca juga: Menkominfo minta pengembangan AI Lab Indonesia terapkan standar global
Baca juga: Devoteam sebut Vertex AI tingkatkan produktivitas bisnis
Apiary Academy berharap IPC 2024 dapat menjadi platform yang memberikan pandangan komprehensif tentang bagaimana AI dapat digunakan untuk memprediksi kebutuhan pasar, meningkatkan efisiensi operasional, dan menciptakan produk yang lebih customer-centric.
"Lebih dari sekadar konferensi, kami berkomitmen untuk membawa industri ini ke level yang lebih tinggi dengan menyediakan platform yang mampu menjawab kebutuhan akan pengetahuan praktis tentang AI dan pengembangannya dalam produk digital," kata dia.
"Tahun ini, kami menghadirkan topik-topik yang lebih mendalam dan inovatif agar para peserta bisa membawa pulang wawasan dan strategi yang langsung dapat diterapkan dalam pekerjaan mereka," ungkap dia.
IPC 2024 juga menawarkan sejumlah sesi menarik seperti AI Business Pitch, di mana para peserta dapat mempresentasikan ide bisnis berbasis AI di depan para ahli dan investor.
Guided Networking Sessions juga dirancang untuk memfasilitasi interaksi antar peserta, memungkinkan mereka untuk bertukar ide dan pengalaman dalam suasana yang lebih santai namun tetap produktif.
Dalam sebuah sesi, CEO dan Co-founder Lifepack Natali Ardianto menuturkan, "Penting bagi pemilik bisnis atau pengembang produk untuk tidak hanya berfokus pada tren terbaru, melainkan untuk berfokus pada pemecahan kebutuhan pasar yang sebenarnya.
"Hal penting lainnya untuk diperhatikan yaitu pemilihan waktu peluncuran produk dengan tepat, fleksibel dan beradaptasi berdasarkan data dan feedback pelanggan, dan berpikir efektif sehingga inovasi yang digunakan akan meningkatkan pengalaman pelanggan," kata dia.
Dalam pelaksanaan acara ini, Apiary Academy juga berkolaborasi dengan Mixpanel, sebuah platform analitik yang merevolusi cara tim mengukur dampak penuh dari keputusan produk dan pemasaran mereka.
Melalui kolaborasi ini, Mixpanel memoderasi sebuah panel untuk membahas strategi dalam memanfaatkan data pengguna guna meningkatkan pengalaman pengguna, menginformasikan pengambilan keputusan, dan mendorong pertumbuhan produk yang berkelanjutan.
Diskusi ini juga mencakup studi kasus nyata dari Astro dan Mandiri Sekuritas.
"Kami berharap IPC 2024 dapat menjadi katalisator perubahan yang mendorong para profesional untuk tidak hanya memahami, tetapi juga berani memimpin transformasi digital di bidangnya masing-masing," kata Jessica.
"Kami berharap dari sesi yang dihadirkan, para peserta dapat menerapkan teknologi AI secara strategis, menciptakan inovasi yang berdampak, dan membawa produk mereka ke level yang lebih tinggi,” kata Jessica.
Melansir survey McKinsey tahun 2023, sebanyak 50 persen responden global mengadopsi AI setidaknya di satu unit bisnis pada tahun 2022. Hal itu menunjukkan peningkatan lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan 2017.
Mayoritas penggunaan AI ini difokuskan pada optimasi kegiatan operasional, perancangan produk baru, analisis layanan pelanggan, dan peningkatan kualitas produk.
Baca juga: Survei ungkap risiko pemanfaatan teknologi AI pada sektor bisnis
Baca juga: Sektor bisnis pada 2024 diprediksi kian ramai dengan adopsi Gen AI
Baca juga: Generative AI dinilai mampu dukung pertumbuhan bisnis
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024