Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI 2007-2010 Jenderal (Purn) Djoko Santoso menyatakan dukungannya kepada pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden RI periode 2014-2019.

"Saya mendukung Prabowo-Hatta sebagai Capres-Cawapres karena alasan ideologis dan profesional serta berdasarkan alasan hasil analisis intelijen," katanya kepada wartawan di Jakarta, Senin (2/6).

Menurut Djoko Santoso, alasan ideologis adalah karena dia dan Letjen TNI (Purn) Prabowo Subianto sama-sama Prajurit Sapta Marga serta pendukung dan pembela ideologi negara, selain juga mempunyai visi dan misi yang sama dalam memajukan Indonesia ke depan.

Djoko Santoso dan Prabowo pernah bertugas pada kesatuan yang sama. Saat Prabowo menjadi Komandan Batalyon (Danyon) Infanteri Lintas Udara 328 Kostrad di Cilodong, Depok, Jawa Barat, Djoko Santoso mendapat kepercayaan sebagai Wadanyonnya.

Prabowo disebutnya sebagai komandan, sekaligus kawan yang cerdas dan pemberani dengan kepemimpinannya yang tegas dan selalu ingin memajukan bawahan (para prajurit) yang dipimpinnya.

Berkat kepemimpinan Prabowo yang pemberani dan inspiratif, Djoko Santoso bahkan memberi nama putera sulungnya "Pandu".

"Pandu adalah nama samaran sandi pertempuran Prabowo," kata mantan Panglima TNI itu.

Nama lengkap putra pertama Djoko Santoso itu adalah Andika Pandu Puragabaya. Dalam Pemilu Legislatif yang baru lalu Pandu terpilih dari Partai Gerindra sebagai anggota DPR RI dari Dapil Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mengenai alasan profesional kenapa mendukung Prabowo sebagai Capres, Djoko santoso menjelaskan, selaku mantan Panglima TNI dirinya mempunyai cara pandang yang sama dengan Prabowo, yakni mengenai pentingnya pendekatan stabilitas.

Ia mengingatkan pentingnya stabilitas yang mencakup stabilitas politik, sosial, dan keamanan serta ketertiban masyarakat untuk menjamin keamanan investasi serta mencapai keberhasilan pembangunan ekonomi dan kesejahteraan rakyat di tengah kondisi dunia yang penuh ketidakpastian.

"Khusus dari analisis intelijen, saya melihat bahwa jika Prabowo-Hatta terpilih menjadi Presiden dan Wapres 2014-2019, maka pasca-Pilpres akan terbentuk pemerintahan yang kuat, karena Prabowo Hatta mendapatkan dukungan dari mayoritas partai politik peserta Pemilu," katanya.

Djoko Santoso setelah pensiun dari TNI kemudian aktif di sejumlah kegiatan sosial, antara lain selaku Ketua Dewan Pembina Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) yang berangggotakan 4,7 juta orang, serta Ketua Dewan Pembina Federasi Pekerja Mandiri (FPM) yang mempunyai perwakilan di semua provinsi di Indonesia.

Selain itu ia mendapat kepercayaan sebagai Ketua Dewan Penasihat pada Forum Sekretaris Desa Seluruh Indonesia (Forsekdesi) dan Persatuan Perangkat Desa Seluruh Indonesia (PPDI).

Terkait dengan kegiatannya di organisasi kemasyarakatan, pada Oktober 2013 ia mendapat kepercayaan selaku Ketua Dewan Pembina Sekretariat Gabungan Gerakan Kebangsaan yang bertujuan mengembalikan acuan praktik penyelenggaraan negara kepada konsensus dasar negara ideologi Pancasila dan Uud 1945.

"Jumlah organisasi kemasyarakatan yang bergabung akan terus bertambah. Ini sangat menggembirakan, sebab memang kini saatnya kita bergerak menyelamatkan bangsa dan negara dengan kembali kepada Pancasila dan UUD 1945," katanya usai deklarasi Setgab Gerakan Kebangsaan.

Pilpres 2014 yang berlangsung pada 9 Juli diikuti dua pasangan capres-cawapres yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa (nomor urut 1) dan Joko Widodo-Jusuf Kalla (nomor urut 2).

(A015*A041/B/Z002)

Pewarta: Aat Surya Safaat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014