Kuala Lumpur (ANTARA) - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Miftachul Akhyar meminta warga Nahdiyin di Malaysia untuk tidak ragu menunjukkan sikap, kepribadian dan idealismenya dan tidak menjadi kelompok Imma’ah.

“Rasulullah pernah dawuh (mengatakan) dan sering juga disampaikan para ulama dulu, jangan kalian menjadi manusia atau kelompok yang kagetan dan gawo’an (mudah heran atau kagum). Rasulullah bilang jangan kalian menjadi kelompok Imma’ah,” kata KH Miftachul Akhyar dalam sambutan acara Maulidur Rasul oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Malaysia di Kuala Lumpur, Selasa (1/10) malam.

Yang menjadi kekhawatiran, katanya, jika menjadi kelompok Imma’ah hanya akan jadi gradag-grudug, tidak punya pendirian, hanya mengikuti kata orang.

Baca juga: Rais Amm PBNU: PCINU di luar negeri ibarat duta bangsa

“Mungkin bahasa jawanya, latah,” kata Miftachul Akhyar sambil mengingatkan agar warga Nahdiyin di Malaysia jangan menjadi manusia latah yang tidak memiliki pendirian.

Karena itu, ia meminta agar mereka di PCINU Malaysia tidak ragu menunjukkan sikap, kepribadian, idealisme, jati dirinya, dan menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan, sehingga tidak ketinggalan dengan warga Nahdiyin lain di belahan dunia manapun.

KH Miftachul Akhyar selaku pemimpin tertinggi organisasi Islam terbesar di Indonesia melakukan kunjungan ke Malaysia pada 30 September hingga 1 Oktober 2024, atas undangan Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim. Pertemuan dengan PM Malaysia membahas berbagai isu strategis yang melibatkan hubungan dua negara.

Ia juga memberikan pidato utama di Forum Serantu Yapiem yang fokus membahas pemberdayaan ekonomi madani melalui sinergi negara-negara serantau.

Menurut Rais Syuryiah PCINU Malaysia Kyai Abdul Bari, kedatangan KH Miftachul Akhyar memberikan kesempatan berharga bagi warga Nahdiyin di Malaysia untuk lebih mendekatkan diri dengan organisasi dan memperkuat semangat kebersamaan dalam rangka memperingati Maulid Nabi.

Baca juga: PBNU lantik kepengurusan PCINU Malaysia

Baca juga: PBNU resmikan pesantren pertamanya di luar negeri di Malaysia

Dengan besarnya komunitas Nahdiyin di Malaysia, lanjutnya, antusiasme warga sangat tinggi untuk bisa bertemu langsung dengan pemimpin tertinggi NU itu. Kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW itu juga dihadiri Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono dan Rais Syuriah PBNU, Prof Mohammad Nuh.

Agenda kunjungan itu, menurut dia, tidak hanya memperkuat ikatan antara Indonesia dan Malaysia, tetapi juga memperkokoh rasa cinta warga Nahdiyin terhadap Nahdlatul Ulama dan semangat dalam mengamalkan ajaran Nabi Muhammad SAW.

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024