"Ledakannya sangat kuat, terjadi di jalan sebelah dari saya berada, di Bachoura. Ini hanya lima menit berjalan kaki ke parlemen. Rudal langsung menghantam bangunan tersebut," kata seorang saksi mata.
Pada Rabu (2/10) malam, angkatan bersenjata Israel (IDF) mengatakan mereka telah melakukan "serangan presisi" di Beirut.
Sebanyak lima orang tewas akibat serangan itu, sebagaimana dilaporkan oleh kantor berita AFP yang mengutip Kementerian Kesehatan Lebanon.
Setelah itu, koresponden Sputnik juga melaporkan bahwa ada serangkaian ledakan kembali terdengar di Beirut.
Sebelumnya, tentara Israel melancarkan serangan udara di tiga daerah permukiman di Beirut selatan pada Senin (30/9) malam, hanya beberapa menit setelah Israel mengeluarkan perintah evakuasi darurat di wilayah ibu kota Lebanon itu.
Juru bicara militer Israel Avichay Adraee sebelum serangan tersebut melalui platform X telah mengeluarkan peringatan kepada penduduk agar mereka segera meninggalkan daerah pinggiran selatan di Beirut.
Di platform itu, Adraee juga mengunggah peta yang menunjukkan bangunan-bangunan yang perlu ditinggalkan oleh para warga serta dijauhi oleh penduduk di sekitar bangunan tersebut.
“Demi keselamatan Anda dan keluarga Anda, Anda harus segera mengosongkan bangunan dan menjauh setidaknya 500 meter,” kata Adraee.
Perintah evakuasi diterapkan pada daerah permukiman Laylaki, Haret Hreik dan Burj al-Barajneh. Adraee mengklaim bangunan-bangunan tersebut dekat dengan fasilitas dan lokasi yang berafiliasi dengan Hizbullah.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Israel luncurkan serangan ke pinggir Beirut setelah perintah evakuasi
Baca juga: Kemlu imbau WNI di Lebanon untuk evakuasi
Baca juga: Pertama kali Israel serang pusat Beirut, 3 pemimpin Palestina tewas
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024