(Soal deflasi) Kita harus melihat secara keseluruhanJakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan perekonomian nasional secara keseluruhan tetap bergerak dengan baik meski tren deflasi telah berlangsung selama lima bulan berturut-turut.
“(Soal deflasi) Kita harus melihat secara keseluruhan,” kata Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis.
Dia merinci berbagai indikator ekonomi yang ia yakini tetap bergerak positif. Misalnya, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Agustus 2024 yang meningkat menjadi 124,4 dari 123,4 pada bulan sebelumnya.
Posisi cadangan devisa Indonesia juga mengalami peningkatan pada akhir Agustus 2024, yakni menjadi 150,2 miliar dolar AS dari 145,4 miliar dolar AS pada akhir Juli 2024.
“Kalau ekonomi tidak bergerak, cadangan devisa tidak bertambah. Apalagi kita baru mengeluarkan pengaturan devisa hasil ekspor (DHE) yang terbukti bisa mempertahankan jumlah dolar di dalam negeri,” ujarnya.
Kemudian, rupiah pun berhasil ditekan ke level Rp15.300 setelah sebelumnya pernah menembus Rp16.000.
“Jadi, itu membuktikan bahwa ekonomi bergerak,” tambah Airlangga.
Adapun terkait inflasi, meski kinerja bulanan mencetak deflasi 0,12 persen per September 2024, namun komponen inti tetap mengalami inflasi sebesar 0,16 persen.
Mengutip laman Bank Indonesia (BI), inflasi inti (core inflation) merupakan komponen inflasi yang cenderung stabil dalam pergerakannya. Inflasi inti dipengaruhi sejumlah faktor, di antaranya interaksi permintaan-penawaran; lingkungan eksternal berupa nilai tukar, harga komoditas internasional, dan perkembangan ekonomi global; serta ekspektasi inflasi di masa depan.
Menurut Airlangga, inflasi inti menjadi komponen yang lebih penting untuk diperhatikan dibandingkan dengan inflasi secara keseluruhan.
“Kalau inflasi inti tetap naik, itu sejalan dengan pertumbuhan ekonomi. Karena menjadi anomali kalau pertumbuhan naik, tapi inflasi intinya turun,” jelas Airlangga.
Pun melihat inflasi secara keseluruhan, lanjut dia, Indonesia setidaknya sudah berhasil menekan tingkat inflasi dalam 10 tahun terakhir. Pada 2014 lalu, inflasi nasional tercatat mencapai 8,36 persen. Sementara tahun ini, inflasi tahunan mencapai 1,84 persen (year-on-year/yoy) dan inflasi tahun kalender 0,74 persen (year-to-date/ytd) per September.
“Jadi, kami tidak khawatir itu (deflasi), karena kami juga melihat indikator lain terhadap ekonomi,” tuturnya.
Baca juga: Airlangga: Detail kenaikan upah minimum 2025 tunggu data BPS
Baca juga: Menko Airlangga: Deflasi dampak dari kerja pemerintah tekan inflasi
Baca juga: Deflasi berlanjut, ekonom imbau pemerintah dongkrak pendapatan warga
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024