Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev menyatakan bahwa referendum tersebut akan menjadi momen penting dalam sejarah Kazakhstan, terlepas bagaimana hasilnya.
"Jika pemilih menyetujui, maka proyek ini akan menjadi yang terbesar sepanjang sejarah Kazakhstan merdeka," kata Tokayev sebagaimana dilaporkan biro pers kepresidenan, Akorda, Kamis.
Ia menambahkan bahwa referendum terkait pembinaan energi nuklir itu menunjukkan komitmen negara "mendengarkan rakyat".
Meski pembangunan PLTN tersebut akan berlangsung secara jangka panjang, Tokayev mengatakan bahwa proyek tersebut akan memastikan kemajuan berkelanjutan di masa depan dan menegaskan kedaulatan energi nasional.
Presiden pun memastikan bahwa proyek tersebut akan berdampak baik bagi kemajuan Kazakhstan.
"Saya berulang kali menyampaikan pendapat saya terkait isu PLTN. Namun, supaya tak tertinggal dalam kemajuan global, kita harus memanfaatkan potensi kompetitif yang kita punya," tutur Presiden.
Usulan penyelenggaraan referendum terkait PLTN pertama kali disampaikan Tokayev September tahun lalu.
Keputusan membangun PLTN baru adalah isu penting bagi Kazakhstan, ucapnya, sambil mengakui bahwa respons masyarakat terhadap usulan tersebut terbelah, karena adanya kekhawatiran atas jaminan keamanan instalasi nuklir.
Kekhawatiran tersebut berasal dari memori kelam atas dampak uji nuklir di situs Semipalatinsk di Kazakhstan timur laut.
Pasalnya, lebih dari 450 kali uji nuklir dilakukan di lokasi tersebut saat Kazakhstan masih menjadi bagian dari Uni Soviet hingga lokasi tersebut ditutup pada 1991.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Kazakhstan adakan referendum bangun pembangkit listrik tenaga nuklir
Baca juga: Negara Asia tengah gelar latihan militer bersama di Kazakhstan
Baca juga: Xi Jinping siap bekerja sama wujudkan komunitas China-Kazakhstan
Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2024