Jakarta (ANTARA) - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyoroti perbaikan indeks kualitas lingkungan hidup (IKLH) dalam beberapa tahun terakhir, termasuk perbaikan kualitas udara di wilayah Indonesia.

"Kondisi kualitas lingkungan hidup mengalami perbaikan sejak tahun 2015, yang berada di kisaran 68,23 menjadi 72,54 pada tahun 2023," ujar Menteri LHK Siti Nurbaya dalam seminar internasional yang diadakan Fakultas Hukum Universitas Indonesia dipantau daring di Jakarta, Jumat.

Lewat pidato yang dibacakan oleh Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati itu, Siti menyoroti secara khusus perbaikan indeks kualitas udara di wilayah Tanah Air.

Secara nasional, Indeks Kualitas Udara pada 2023 mencapai 88,67 dari target 84,4 poin, melanjutkan tren yang mengalami peningkatan sejak 2015. Tahun 2023 nilainya mengalami peningkatan 0,61 poin dari 88,06 pada 2022.

Baca juga: Menteri LHK: Kawasan konservasi termasuk benteng pertahanan Indonesia

Baca juga: Menteri LHK: Masyarakat berpartisipasi aktif lestarikan lingkungan

Indeks pada 2023 merupakan nilai tertinggi selama lima tahun terakhir, dengan sebanyak 26 provinsi mengalami peningkatan nilai jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

"Membaiknya indeks kualitas udara pada beberapa provinsi disebabkan oleh berbagai upaya kolaborasi yang dilakukan oleh pemerintah, swasta, masyarakat," tuturnya.

Siti juga menyoroti Indonesia berhasil menekan luas karhutla dan kemunculan titik panas (hotspot) sejak karhutla masif pada 2015 yang berpengaruh terhadap lahan seluas 2,6 juta hektare.

Menteri LHK Siti menyebut terjadi penurunan deforestasi setelah terjadi laju tertinggi pada 1960-1996 sebesar 3,5 juta hektare per tahun, yang menjadi 100 ribu hektare per tahun pada 2022.

"Bahkan tahun 2023 tidak lagi ada asap lintas batas negara yang selama ini dikeluhkan oleh negara tetangga," kata Siti.

Dalam kesempatan itu dia juga mendorong kerja sama dan komitmen dari pemangku kepentingan untuk mewujudkan lingkungan yang baik dan sehat serta upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, yang juga berdampak kepada kualitas udara.*

Baca juga: Menteri LHK: Aturan karbon ketat untuk cegah praktik "greenwashing"

Baca juga: KLHK: Indonesia siap ukir sejarah dari konversi motor listrik ke Eropa

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024