Kita sedang menghadapi potensi ledakan sampah di Cekungan Bandung
Bandung (ANTARA) - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman mengatakan perlu diambil langkah yang cepat dan super serius untuk menghadapi potensi krisis penanganan sampah di kota-kabupaten kawasan Cekungan Bandung.

"Kita sedang menghadapi potensi ledakan sampah di Cekungan Bandung. Bahkan, dalam hitungan enam bulan, masalah ini bisa menjadi bencana jika tidak ada penanganan yang serius," ucap Herman dalam keterangan di Bandung, Sabtu.

Herman mengatakan tidak bisa lagi para pemangku kepentingan bekerja dengan cara biasa-biasa saja, karena jika tidak ada aksi nyata, ledakan sampah akan menghantui semua pihak karena permasalahan sampah ini masih membayang-bayangi kawasan Cekungan Bandung.

"Saya sengaja menggunakan kata-kata yang provokatif agar kita semua terguncang dan mengambil langkah progresif," ucapnya.

Herman juga memastikan Pemprov Jabar telah menyiapkan strategi yang komprehensif dan serius untuk menghadapi potensi permasalahan sampah. Strategi tersebut disusun berdasarkan kewenangan pemda provinsi.

"Kami di pemda provinsi sudah siap untuk bergerak. Apapun yang terjadi, kami harus bertindak dengan super serius. Ini jauh lebih baik daripada kita diam dan membiarkan masalah semakin besar," kata Herman.

Baca juga: Sikapi TPPAS Sarimukti penuh, Pemprov Jabar galang aksi kurangi sampah
Baca juga: PKS Pembangunan-Pengelolaan TPPAS Regional Legok Nangka ditandatangani


Herman mendorong pemda kabupaten kota di Kawasan Cekungan Bandung untuk menyusun strategi sesuai dengan kewenangannya. Jika pemda provinsi dan pemda kabupaten kota bahu-membahu, permasalahan sampah di Kawasan Cekungan Bandung akan dapat teratasi.

Menurut Herman, koordinasi dan sinergi antarwilayah sangat penting, mengingat permasalahan sampah bersifat lintas daerah. Dalam hal ini, pemda provinsi akan berfokus pada penanganan regional, sedangkan pemda kabupaten kota bertanggung jawab atas lokus masing-masing.

"Jangan sampai nanti saat terjadi krisis, semua cuci tangan. Tidak boleh ada yang lari dari tanggung jawab. Kita semua harus bertanggung jawab sesuai dengan tugas masing-masing, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota," tuturnya.

Sehari sebelumnya, Herman Suryatman meninjau Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Sarimukti yang kini hampir melebih kapasitas (overload).

Ia mengungkapkan, volume sampah dari wilayah Bandung Raya per harinya masuk ke TPPAS Sarimukti sekitar 3.000 meter kubik, dan diprediksi penuh pada akhir 2024 jika berkaca pada lahan eksisting yang tersedia dengan sampah eksisting yang masuk.
 
"Apabila hal ini dibiarkan, maka diprediksi pada akhir 2024 Sarimukti bisa overload," katanya.
 
Pemprov Jabar bersama Pemda Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi, sebagai pengguna TPPAS Sarimukti akhirnya membuat komitmen bersama untuk melakukan aksi nyata pengurangan, pemilahan, dan pemanfaatan sampah.

Baca juga: Pemkot Bandung terapkan teknologi pengelolaan sampah RDF di empat TPST
Baca juga: Pemkab Bandung siapkan TPS3R di tiap desa atasi masalah sampah
Baca juga: Pemkot Bandung: 125 kelurahan olah sampah organik dengan maggot


Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024