Jakarta (ANTARA News) - Penggemar di berbagai belahan dunia merayakan 50 tahun hari jadi band legendaris The Beatles di dunia musik, tidak terkecuali di Indonesia.

Di The Hall Senayan City Jakarta, Jumat (6/6) malam, The Beatles serasa dihidupkan kembali.

Acara yang digagas oleh Yayasan Asma Indonesia dan Perkumpulan Beatlemania Indonesia itu bukan sekedar perayaan, melainkan konser amal yang hasil penjualan tiketnya akan disumbangkan kepada Yayasan Asma Indonesia.

Sebelas band yang kerap menyanyikan lagu The Beatles tampil menyuguhkan lagu-lagu hits dari grup musik asal Inggris itu dengan beragam aransemen musik, blues rock, progressive rock, akustik, metal rock, hingga copycat gaya The Beatles.

Ada tiga panggung pada konser tersebut. Panggung di luar untuk band pembuka sebelum konser dan dua panggung utama yang secara bergantian digunakan.

Band De Bitels membuka konser yang malam itu dimulai sekitar pukul 20.00 WIB, dilanjutkan 12 Bar Band yang menyuguhkan lagu-lagu The Beatles dengan aransemen blues kental.

Band The 9o9 kemudian membawa musik ala The Beatles lewat lagu "Tell Me Why", "Please Please Me", dan "Cant But Me Love".

Setelah itu band JBF menggebrak panggung dengan penampilan nge-rock, dan Raidy Noor Experience yang memberikan warna berbeda pada lagu-lagu The Beatles.

Suasana menjadi syahdu saat band MopTop menampilkan musik akustik. Tanpa diperintah, para penonton bersama-sama menyanyikan lagu "Imagine" saat petikan gitar mereka mengalun.

Malam bertambah meriah saat BITELica menggeber lagu-lagu The Beatles dengan musik metal rock. Band yang dimotori penabuh drum kawakan Jelly Tobing itu tampil mengesankan meski hanya membawakan tiga lagu.

Kali ini Jelly tampil sebagai vokalis dan bermain gitar diiringi kedua anaknya, Jeje Tobing dan Ikmal Tobing.

Ikmal Tobing sempat tampil solo memamerkan keahliannya menggebuk drum. Jelly dan Ikmal pun tampil bersama saat Indonesian All Stars tampil menjelang penghujung konser tersebut.

Setelah suguhan lagu-lagu The Beatles dengan berbagai warna musik, band The Banery membawa nuansa musik asli The Beatles dengan lagu-lagi hits-nya seperti "Help", "Ticket to Ride", "All My Loving", "Yesterday", "Here Comes The Sun", dan "Hey Jude."

Jam sudah melewati pukul 00.00 namun para penonton yang kebanyakan generasi tua tidak beranjak.

Band G-Pluck yang sudah sangat dikenal sebagai band pembawa lagu-lagu The Beatles dan penampilannya paling ditunggu-tunggu naik ke panggung.

Suasana langsung berubah saat G-Pluck tampil. Sebagian penonton maju ke depan panggung. Mereka berdansa seraya menyanyikan lagu-lagu The Beatles pada malam yang penuh nostalgia itu. Lagu-lagu The Beatles membawa kembali kenangan masa muda mereka.


Beragam kalangan usia

The Beatles dibentuk tahun 1960 di Liverpool, beranggotakan John Lennon, paul McCartney, Harrison, Stuart Sutcliffe (bas) dan Pete Best (drum).

Tahun 1962, formasi The Beatles berubah menjadi empat orang yakni John Lennon, Paul McCartney, George Harrison dan Ringo Starr sampai band tersebut bubar pada tahun 1970. Setelah bubar, karier solo para personel terbilang sukses.

Tanggal 8 Desember 1980, dunia digemparkan kabar meninggalnya Lennon setelah ditembak salah satu penggemarnya, Mark David Chapman, di New York City.

Tahun 2001, pecinta The Beatles kembali berkabung dengan kepergian Harisson, yang meninggal dunia karena kanker. Sementara McCartney dan Starr masih aktif bermusik hingga saat ini.

The Beatles memang tinggal kenangan. Namun band yang masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di abad ke-20 versi majalah TIME itu sampai sekarang tak kehilangan pengaruh.

The Beatles masih digandrungi. Termasuk oleh M. Hadiziah Fazel. Bocah berusia delapan tahun itu menggilai The Beatles yang bahkan telah bubar berpuluh-puluh tahun sebelum dia lahir.

Di antara generasi tua yang menghadiri konser tersebut, Fazel yang mengenakan jas berwarna abu-abu terlihat asyik bergoyang. Ia ikut menyanyikan lagu-lagu The Beatles yang sedang dimainkan.

Kacamata bulat yang ia kenakan mengingatkan pada kacamata yang kerap dipakai John Lennon. Menurut ibunya, Nita, sejak masih di dalam kandungan Fazel sering diperdengarkan lagu-lagu The Beatles.

"Kalau sudah besar, saya mau punya band seperti The Beatles, terutama ingin seperti Ringgo Starr," kata Fazel yang hobi bermain gitar dan drum itu.

Fazel hanya satu dari sekian banyak penggemar The Beatles. Band itu seperti tak lekang oleh waktu. Musiknya merasuki pecinta musik dari berbagai usia. The Beatles masih selalu dirindukan.


Oleh Monalisa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014