Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengusulkan dua opsi kenaikan tarif listrik mulai 1 Juli 2014, dengan target penghematan subsidi dari dua pilihan tersebut dalam APBN adalah Rp5,25 triliun dan Rp8,51 triliun.

Menteri ESDM Jero Wacik dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Jakarta Selasa mengatakan, opsi pertama adalah kenaikan tarif listrik untuk tiga golongan pelanggan, sementara opsi kedua kenaikan untuk enam golongan pelanggan.

Tiga golongan pelanggan yang disebut dalam opsi pertama meliputi pelanggan industri I3 nonterbuka, rumah tangga R2 (3.500-5.500 VA), dan pemerintah P2 (di atas 200 kVA).

"Total penghematan dari kenaikan tiga golongan tersebut adalah sebesar Rp5,25 triliun," kata Jero Wacik.

Dengan rencana kenaikan tiga golongan tersebut, maka subsidi listrik tahun berjalan akan menjadi Rp90,1 triliun.

Bagi pelanggan industri I3 nonterbuka, tarif akan dinaikkan secara bertahap rata-rata 11,57 persen setiap dua bulan dengan penghematan Rp4,78 triliun, R2 (3.500-5.500 VA) naik bertahap rata-rata 5,7 persen setiap dua bulan dengan penghematan Rp370 miliar, dan P2 (di atas 200 kVA) naik rata-rata 5,36 persen setiap dua bulan dengan penghematan Rp100 miliar.

Sementara opsi kedua kenaikan diberlakukan terhadap tiga golongan pelanggan pada opsi pertama ditambah pelanggan rumah tangga R1 (2.200VA), penerangan jalan umum P3, dan pelanggan rumah tangga R1 (1.300 VA).

Bagi pelanggan rumah tangga R1 (2.200 VA) akan dinaikkan bertahap rata-rata 10,43 persen setiap dua bulan dengan nilai penghematan Rp0,99 triliun.

Lalu, penerangan jalan umum P3 melalui kenaikan tarif 10,69 persen setiap dua bulan dengan nilai penghematan Rp430 miliar.

Terakhir, pelanggan rumah tangga R1 (1.300 VA) bertahap rata-rata 11,36 persen setiap dua bulan dengan penghematan Rp1,84 triliun.

"Nilai penghematan kalau enam golongan dinaikkan mencapai Rp8,51 triliun," katanya.

Dengan kenaikan enam golongan tersebut, maka subsidi listrik menjadi Rp86,84 triliun.

Dalam APBN 2014, subsidi listrik ditetapkan Rp71,36 triliun dengan realisasi sampai April 2014 adalah Rp30,18 triliun.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014