Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyoroti solidaritas dan integrasi antara negara-negara Asia Tenggara yang semakin kuat sebagai salah satu pencapaian terbesar ASEAN dalam satu dasawarsa terakhir.
“ASEAN telah mampu menavigasi persaingan kekuatan besar yang semakin meruncing. AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific) juga telah mendorong kolaborasi inklusif di kawasan,” kata Retno dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri se-ASEAN (AMM) di Vientiane, Laos, Selasa, sebagaimana pernyataan tertulis Kemlu RI yang diterima di Jakarta.
Ia juga menyoroti tercapainya Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) ASEAN yang mendorong integrasi ekonomi kawasan dan menyatukan kelompok-kelompok yang berseberangan.
Dalam pertemuan yang digelar menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-44 dan ke-45 ASEAN pada Rabu (9/10) tersebut, Retno menyebut bahwa para Menlu telah berhasil menempatkan ASEAN sebagai prioritas utama dalam kebijakan luar negeri mereka dan memainkan peran penting dalam transformasi ASEAN.
“Keberhasilan ASEAN di masa depan akan ditentukan oleh bagaimana ASEAN mampu menjawab tantangan yang ada, seperti menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan, menunjukkan solidaritas, serta terus memperkuat kapasitas institusional,” kata Menlu RI saat menyampaikan pesannya.
Lebih lanjut, Retno mengapresiasi para Menlu ASEAN atas dukungan yang diberikan selama Keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023. Para Menlu “tak hanya rekan kerja, melainkan juga saudara saya,” kata dia.
Retno juga menekankan pentingnya ASEAN terus berkomitmen pada hukum internasional serta nilai-nilai dan prinsip-prinsip ASEAN, termasuk penghormatan terhadap hak asasi manusia.
Baca juga: Menlu RI tegaskan visi ASEAN harus jawab tantangan global masa depan
Penyelesaian isu Myanmar
Terkait persoalan Myanmar yang menjadi isu hangat di kawasan, Retno menyatakan bahwa Indonesia telah memprakarsai pertemuan antara para pemangku kepentingan terkait Myanmar dan pertemuan para Utusan Khusus Myanmar di Jakarta baru-baru ini.
Selain itu, demi menyelesaikan persoalan di Myanmar, Retno mengajak ASEAN supaya terus mendorong dialog inklusif dengan semua pemangku kepentingan di Myanmar dan menegaskan pentingnya dukungan internasional terhadap implementasi Konsensus Lima Poin (5PC).
Poin penting lainnya perihal isu Myanmar yang turut disampaikan Retno kepada para menlu negara anggota ASEAN dalam agenda tersebut yaitu terkait pentingnya ASEAN bertindak menangani isu tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan penyebaran obat-obatan terlarang yang memperburuk kondisi di Myanmar serta pentingnya bantuan kemanusiaan bagi rakyat Myanmar.
Baca juga: ASEAN minta Myanmar laksanakan Konsensus Lima Poin
Baca juga: Retno: Troika perlu diperkuat untuk implementasi Konsensus Lima Poin
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2024