Cadangan pangan ini supaya bisa membantu masyarakat yang membutuhkan, terutama keluarga yang sudah terdata sebagai KPMKota Bandung (ANTARA) - Pemerintah Kota Bandung Jawa Barat mulai mendistribusikan gelombang ketiga beras cadangan pangan pemerintah (CPP) bagi 109.333 keluarga penerima manfaat (KPM) di wilayah itu.
Pejabat Sementara (Pjs) Wali Kota Bandung A Koswara di Bandung Rabu mengatakan, penyaluran bantuan pangan tersebut dilakukan setiap dua bulan sekali, berupa beras sebanyak 10 kilogram per KPM dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang didistribusikan oleh PT Pos Indonesia.
"Cadangan pangan ini supaya bisa membantu masyarakat yang membutuhkan, terutama keluarga yang sudah terdata sebagai KPM,” kata Koswara.
Koswara menjelaskan, sebelum disalurkan kepada KPM, beras bantuan pangan tersebut telah melewati proses pengecekan kualitas yang ketat oleh PT Pos Indonesia Regional 3, untuk membantu kelancaran dan keamanan dalam proses pendistribusian beras CPP itu.
“Setiap datang beras ada pemeriksaannya semua. Jadi saya kira sih untuk keamanan beras yang dibagikan sudah terjamin,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bantuan bahan pangan berupa komoditas beras ini untuk menanggulangi kekurangan pangan akibat gejolak harga beras yang semakin melambung di pasaran.
"Program ini harus didukung, karena fungsi program ini supaya terjaga dan kemiskinan tidak meningkat," katanya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar menambahkan, pendistribusian ini sudah mulai sejak awal tahun 2024. Saat ini di Kota Bandung masuk gelombang ketiga pendistribusian.
"Kota Bandung sudah berjalan awal tahun 2024, mulai bulan Januari-Juli selesai. Sekarang masuk gelombang ketiga. Ada tiga kali pembagian, yaitu Agustus, Oktober, dan Desember. Jumlah totalnya 109.333 KPM se-Kota Bandung,” katanya.
Ia menjelaskan, saat ini pendistribusian sudah berjalan 63 persen. Kegiatan ini terus berjalan, dalam satu hari terdapat sekitar 23 kelurahan yang menjadi sasaran pendistribusian beras CPP.
"Semua terdata di P3KE, kemudian sinkronisasi data di daerah. Ini hasil validasi," katanya.
Pewarta: Rubby Jovan Primananda
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024