"Ada lima fokus sehat yaitu sehat bergizi, sehat fisik, sehat imunisasi, sehat jiwa, dan sehat lingkungan,” kata Catur dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta pada Rabu.
Pertama untuk sehat bergizi dapat diterapkan dengan membiasakan minum air putih yang cukup, minimal dua gelar sehari selama berkegiatan di sekolah.
Kemudian, meningkatkan pemahaman dan pembiasaan konsumsi makanan bergizi seimbang, terutama protein tinggi, buah, dan sayuran melalui sarapan/makan bersama minimal satu kali seminggu.
Selain itu, sehat bergizi juga dapat dioptimalkan dengan menghindari atau mengurangi makanan cepat saji serta makanan yang tinggi gula, garam, atau lemak, juga dengan pembiasaan konsumsi tablet tambah darah bagi remaja putri.
Baca juga: Kemendikbudristek: Keberadaan UKS dan GSS saling melengkapi
Kedua, untuk sehat fisik dapat diterapkan dengan membiasakan melakukan peregangan, senam, jalan kaki, serta permainan atau olahraga tradisional.
"Kita melakukan gerakan peregangan boleh dengan menyanyi, dengan gerakan-gerakan, dengan senam ringan dan sebagainya. Itu salah satu cara supaya kita tidak mager atau malas gerak," ujar Catur.
Ketiga, untuk sehat imunisasi implementasinya melalui pemerataan status imunisasi dan pemberian informasi dan rekomendasi dari satuan pendidikan kepada orang tua tentang peserta didik yang belum mendapatkan imunisasi lengkap.
"Lalu pelaksanaan imunisasi lengkap bagi anak usia sekolah di satuan pendidikan dalam Bulan Imunisasi Anak Sekolah atau BIAS di bulan Agustus dan November," paparnya.
Keempat, untuk sehat jiwa berfokus pada sosialisasi kesehatan jiwa minimal 1 kali dalam 1 semester, pelaksanaan doa bersama sebelum dan sesudah pembelajaran.
Baca juga: Kemendikbudristek fokuskan lima sehat pada gerakan sekolah sehat
Lalu peningkatan pemahaman dan kapasitas pendidik terkait kesehatan jiwa, pelaksanaan skrining kesehatan jiwa peserta didik melalui kerja sama dengan Puskesmas, dan sosialisasi Permendikbudristek Nomor 46 Tahun 2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan pada pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Terakhir, untuk sehat lingkungan diterapkan dengan pembiasaan cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan air mengalir, membiasakan buang sampah ke tempah sampah, kerja bakti kebersihan sekolah minimal sebulan sekali.
Selain itu, satuan pendidikan juga didorong menerapkan kawasan tanpa rokok/vape di lingkungan sekolah, penyediaan toilet agar berfungsi dengan baik, penyediaan kantin sehat, serta pengaturan ruangan yang memiliki penghawaan dan pencahayaan natural.
"Jadi yang punya kewajiban bukan hanya tenaga kewajiban, semua siswa dan ekosistem yang ada di sekolah itu harus bersama-sama menjaga kebersihan dan kebersihan menjadi tanggung jawab kita semua," tutur Catur.
Baca juga: Kemendikbudristek: Gerakan sekolah sehat ubah paradigma tentang UKS
Baca juga: Kemendikbud: Jumlah pengunjung UKS bukan indikator keberhasilan GSS
Baca juga: Kemendikbud perkuat kolaborasi implementasi Gerakan Sekolah Sehat
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024