Kita sudah bosan melihat pemimpin yang bermewah-mewah dan jauh dari rakyat. Semoga kesederhanaan Pak Jokowi membawa berkah untuk negeri ini dan mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik."
Banjar (ANTARA News) - Sejumlah pondok pesantren di wilayah Jawa Barat ramai memberikan dukungan kepada pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Hal tersebut diketahui setelah seharian ini Jokowi mengunjungi lima ponpes yang tersebar di wilayah Jawa Barat untuk menerima deklarasi dukungan secara langsung.

Kelima ponpes tersebut, antara lain Ponpes Bustanul Ulum dan Ponpes Cipasung di Tasikmalaya, Ponpes Miftahul Ulum Bangunsirna di Ciamis, Ponpes Miftahul Huda Al-Azhar Citangkolo di Banjar dan Ponpes El-Bayan di Cilacap.

Pimpinan Ponpes Bustanul Ulum KH Didih Hudaya mengatakan dukungan tersebut diberikan dengan alasan Jokowi adalah sosok pemimpin yang diharapkan oleh segenap rakyat karena sudah mampu menunjukkan hasil kerjanya.

"Pak Jokowi adalah sosok pemimpin yang kita harapkan karena dalam waktu singkat sudah menunjukkan kepada publik bagaimana melayani masyarakat. Itulah pemimpin," kata Didih saat menerima kedatangan Jokowi di Ponpes Bustanul Ulum, Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis.

Selain itu, menurut penilaiannya, Jokowi merupakan sosok pemimpin yang tidak pernah membuat sekat dengan rakyat, malah justru mendekati rakyat untuk melihat kondisi mereka secara langsung.

"Kita sudah bosan melihat pemimpin yang bermewah-mewah dan jauh dari rakyat. Semoga kesederhanaan Pak Jokowi membawa berkah untuk negeri ini dan mampu membawa Indonesia ke arah yang lebih baik," ujar Didih.

Sementara itu, Jokowi menuturkan safari kampanye di berbagai ponpes tersebut dilakukan untuk sejumlah tujuan, yakni menepis berbagai isu negatif terkait pencapresan dirinya dan demi mewujudkan revolusi mental yang baik.

"Kunjungan ke pondok-pondok pesantren hari ini dilakukan untuk memberi klarifikasi mengenai isu-isu yang banyak sekali beredar selama pencapresan saya. Saya pikir ini penting supaya masyarakat bisa memilah-milah, mana yg benar, yang salah, yang isu dan bukan isu," kata Jokowi.

Dia mengakui selama melakukan perjalan kampanye, ada beberapa pertanyaan yang sering kali ditanyakan oleh warga terkait beberapa isu seputar pencalonan dirinya sebagai presiden.

"Pertama, mengenai isu penghapusan tunjangan sertifikasi guru dan program beras untuk warga miskin (raskin). Itu tidak mungkin saya hilangkan, kalau ditambah pasti. Kalau dihapus ya bagaimana. Masa percaya dengan isu begitu. Logikanya kan gak masuk," ujar Jokowi.

Dia menuturkan isu kedua yang sering dipertanyakan, yaitu terkait fitnah yang menyebut dirinya memiliki nama panjang Heribertus Joko Widodo atau fitnah yang menyebut ayahnya merupakan warga Singapura.

"Banyak memang yang mencari-cari kesalahan saya. Karena tidak berhasil menemukannya, akhirnya membuat fitnah, dan yang paling cepat menyebar pasti fitnah yang berkaitan dengan SARA," tutur Jokowi.

Lebih jauh, dia memaparkan alasan safari kampanye di berbagai ponpes hari itu dilakukan karena keberadaan ponpes memegang peranan penting dalam pelaksanaan revolusi mental.

"Revolusi mental itu harus dilakukan. Sedangkan ponpes, saya pikir memegang peranan penting dalam revolusi mental. Ponpes itulah kunci utamanya," papar Jokowi.

Dia menambahkan peran penting tersebut dimiliki ponpes karena mata pelajaran yang diajarkan kepada murid-muridnya kebanyakan mengenai budi pekerti, sikap dan nilai-nilai luhur manusia.

"Di ponpes itu banyak sekali diajarkan mengenai akhlakul karimah, bahwa seorang manusia harus memiliki akhlak, budi pekerti dan mental yang baik, sehingga dapat menjalani kehidupan dengan baik dan benar," tambah Jokowi.

Dalam safari ponpes pada hari itu, Jokowi turut didampingi oleh Ketua DPP Partai Nasional Demokrat Akbar Faisal, Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Barat Dedi Wahidi, Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Jawa Barat Tb Hasanuddin, Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Djaffar dan wakil sekretaris tim pemenangan Jokowi-Jusuf Kalla, Teten Masduki.

Pelaksanaan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden pada 9 Juli 2014 mendatang akan diikuti oleh dua pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Jokowi-Jusuf Kalla. (R027)

Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014