New Delhi (ANTARA News) - Jumlah korban jiwa akibat kebocoran gas beracun pada Kamis (12/6) di salah satu pabrik baja terbesar di India di Negara Bagian Chhattisgarh naik jadi tujuh pada Jumat, dengan ditemukannya dua mayat lagi, kata seorang pejabat senior polisi.

"Tujuh orang, termasuk dua pejabat senior, telah meninggal setelah menghirup gas beracun yang bocor setelah ledakan satu pipa saluran di Pabtrik Baja Bhilai, milik negara, Kamis malam. Sebanyak 40 orang lagi saat ini menjalani perawatan di rumah sakit lokal tempat kondisi sebagain dari mereka dikatakan kritis," kata polisi itu, yang tak ingin disebutkan jatidirinya.

Kebocoran gas tersebut bukan hanya mempengaruhi pekerja di pabrik itu, tapi juga membahayakan banyak orang yang bekerja di lingkungan di dekat, demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh managemen Pabrik Baja Bhilai, milik India.

"Managemen pabrik memberi semua perawatan yang mungkin dan dukungan, dan berbagai upaya dilancarkan untuk menghilangkan gas beracun. Penyelidikan tingkat-tinggi akan dilakukan untuk memastikan penyebab meledaknya pipa saluran dan managemen akan memberi semua dukungan buat orang yang jadi korban," tambah pernyataan itu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam.

Sementara itu, Perdana Menteri India Narendra Modi telah menyampaikan kesedihan sehubungan dengan tragedi tersebut dan menyampaikan belasungkawanya kepada keluarga korban.

Pabtrik baja itu didirikan pada 1955 dengan bantuan dari Uni Sovyet, dan itu adalah produsen pertama dan utama rel baja di India, serta produsen utama lempengan baja lebar serta produk lain baja.

Kebocoran gas di pabrik bukan tak umum terjadi di India.

Lebih dari 4.000 orang telah meninggal dalam tragedi gas Bhopal pada 1984, setelah mereka menghirup gas beracun yang bocor dari pabtrik pestisida Union Carbide di Ibu Kota Negara Bagian Madhya Pradesh, India Tengah.

(C003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014