Kinerja mata uang rupiah melemah imbas dolar AS terus menunjukkan kekuatannya
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis, merosot dipengaruhi ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), Fed Funds Rate (FFR), yang moderat.
Pada akhir perdagangan Kamis, rupiah melemah 48 poin atau 0,31 persen menjadi Rp15.678 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.630 per dolar AS.
"Kinerja mata uang rupiah melemah imbas dolar AS terus menunjukkan kekuatannya di tengah ekspektasi pasar terhadap pemotongan suku bunga yang moderat oleh Federal Reserve (Fed) sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan November," kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Selain itu, risalah Federal Open Market Committee (FOMC) yang hawkish dari pertemuan September 2024 menegaskan pandangan bahwa pengetatan kebijakan Fed mungkin berlanjut, memberikan dukungan lebih lanjut bagi dolar AS dan akan berdampak pada pelemahan kinerja rupiah.
Upaya pemerintah China untuk mendorong pertumbuhan melalui stimulus tidak memenuhi harapan investor, menyebabkan kekhawatiran berlanjutnya perlambatan ekonomi di negara tersebut.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis tergelincir ke level Rp15.658 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.607 per dolar AS.
Baca juga: Cadangan devisa RI diproyeksikan 145-155 miliar dolar AS di akhir 2024
Baca juga: Kemenkeu jelaskan potensi PNBP pasir laut yang capai triliunan rupiah
Baca juga: Rupiah Rabu pagi menguat 24 poin menjadi Rp15.631 per dolar AS
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024