Jakarta (ANTARA News) - PT Industri Kereta Api (Inka) menilai proyek Kereta Api (KA) Bandara yang akan menghubungkan Jakarta dengan Bandara Soekarno-Hatta sejauh 10 km sangat layak karena kondisi jalan akses menuju Bandara Soekarno-Hatta, saat ini sudah stagnan. "KA Bandara dari sisi bisnis sangat layak. Apalagi, pengguna jasa bandara per tahun mencapai 45 juta orang," kata Dirut PT Inka, Roosdiatmoko saat dihubungi terkait dengan pembentukan perusahaan patungan antara PT KA dengan PT Angkasa Pura II, PT RaiLink, di Jakarta, Jumat. Dijelaskannya, PT Inka sendiri menyatakan kesanggupannya untuk memasok kebutuhan rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) atau Kereta Rel Diesel Elektrik (KRDE) karena BUMN industri manufaktur perkeretaapian ini sudah menguasai teknologinya. "Kami siap karena sudah menguasai teknologinya," kata Roosdiatmoko. Untuk itu, tegasnya, pihaknya segera melakukan kajian dan pendekatan kepada PT RaiLink terkait dengan kemungkinan PT Inka sebagai salah satu pemasok untuk kebutuhan KRL atau KRDE bagi KA Bandara tersebut. Namun, Roosdiatmoko menyarankan agar, untuk kebutuhan KRL atau KRDE tersebut diadakan tender secara terbuka. "Kami siap bersaing," katanya. Roosdiatmoko juga menghitung, jika pengelola mampu menjual tiket sebesar 50 persen dari harga taksi ke Bandara, maka tingkat pengembalian investasi KA Bandara akan sangat cepat. "Dulu waktu masih wacana, tiketnya sekitar Rp30 ribu, tetapi jika PT RaiLink bisa menjual Rp50 ribu, itu sangat bagus," katanya. Dia juga mengakui, sebenarnya dalam konsep awal, PT Inka juga berminat bergabung dalam konsorsium PT RaiLink, tetapi karena kondisi finansial tidak memungkinkan, maka hal itu tak dilakukan. "Biarlah kami tekuni bisnis inti saja. Saya nilai, ini lebih tepat," katanya. PT RaiLink sendiri menargetkan mampu mewujudkan KA Bandara dalam dua tahun ke depan atau sekitar 2008. Rencana PT RaiLink mampu merebut 10 persen pasar sekitar 45 juta orang ke bandara per tahun. Teknologi KA-nya adalah berbasis listrik atau Kereta Rel Listrik.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006