Kami hanya bisa menunggu perkembangan di Irak untuk menentukan dampaknya. Sejauh ini harga lebih digerakkan karena faktor aktual daripada dampak perang sipil...
New York (ANTARA News) - Harga minyak mentah patokan Amerika Serikat (AS), Selasa pagi WIB, diperdagangkan sedikit berubah di tingkat tertinggi sembilan bulan, sementara Brent North Sea naik moderat karena investor mengamati meningkatnya konflik sekterian di Irak sebagai tanda yang dapat mengganggu pasokan minyak.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli, merosot satu persen menjadi ditutup pada 106,90 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Di London, minyak mentah Brent North Sea, yang cenderung bereaksi lebih besar terhadap faktor geopolitik internasional dibandingkan WTI, naik 48 sen menjadi menetap di 112,94 dolar AS per barel. Ini adalah hari pertama perdagangan kontrak berjangka untuk pengiriman Agustus.

Kedua kontrak acuan telah ditutup di tertinggi sembilan bulan pada Jumat (13/6), karena pedagang mengamati kekerasan yang meningkat di Irak, pengekspor minyak mentah terbesar kedua OPEC.

Kemajuan cepat serangan kelompok militan Sunni dari Negara Islam di Irak dan di Suriah (ISIL) yang menguasai hampir seluruh Irak yang dimulai seminggu lalu, telah mendekati pemerintah di Baghdad yang dipimpin Syiah.

Serangan itu telah mengambil alih wilayah di bagian utara negara itu, di mana produksi yang relatif kecil telah hilang dari pasar sejak Maret karena kekerasan.

Pada Senin, ketakutan bahwa pemberontakan bisa menyebar ke selatan, di mana terletak sebagian besar infrastruktur minyak Irak, sudah dimasukkan ke harga pasar, kata Bart Melek dari TD Securities.

"Selama tentara mempertahankan posisinya dan kecuali jika kita melihat pemberontakan sudah lebih jauh ke selatan, tampaknya tidak ada ancaman langsung terhadap produksi Irak 3,3 juta barel per hari," katanya.

James Williams dari WTRG Economics memperingatkan skenario kasus yang lebih buruk akan membuat semua produksi minyak Irak diblokir.

"Kalau semua dihentikan tidak ada kapasitas cadangan yang cukup di dunia untuk mengganti persediaan jika Anda menggunakan angka EIA," katanya, merujuk ke Badan Informasi Energi Amerika Serikat, unit statistik Departemen Energi AS.

"Kami hanya bisa menunggu perkembangan di Irak untuk menentukan dampaknya. Sejauh ini harga lebih digerakkan karena faktor aktual daripada dampak perang sipil yang diantisipasi ini."

(A026)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014